Pelita Hati: 27.12.2018 – Murid Yang Terkasih

0
910 views

Bacaan Yohanes 20:2-8

Maria Magdalena berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus, dan berkata kepada mereka: “Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan.” Maka berangkatlah Petrus dan murid yang lain itu ke kubur. Keduanya berlari bersama-sama, tetapi murid yang lain itu berlari lebih cepat dari pada Petrus sehingga lebih dahulu sampai di kubur. Ia menjenguk ke dalam, dan melihat kain kapan terletak di tanah; akan tetapi ia tidak masuk ke dalam. Maka datanglah Simon Petrus juga menyusul dia dan masuk ke dalam kubur itu. Ia melihat kain kapan terletak di tanah, sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kapan itu, tetapi agak di samping di tempat yang lain dan sudah tergulung. Maka masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai di kubur itu dan ia melihatnya dan percaya.

Sahabat pelita hati,

PADA hari ketiga oktaf natal ini, Gereja merayakan pesta Santo Yohanes Rasul dan pengarang Injil. Pelita sabda hari ini berkisah tentang Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus datang ke makam Tuhan dan menyaksikan makam kosong. Tuhan telah bangkit. Ia pun percaya akan peristiwa itu dan memberi kesaksian kepada murid-murid yang lain serta di kemudian hari membukukannya dalam tulisan Injil kabar gembira Tuhan. Itulah cara Yohanes mengasihi dan mencintai Tuhannya dengan memberi kesaksian dan kebenaran kepada dunia.

Sahabat terkasih,

Bercermin dari murid yang terkasih ini kita bisa bertanya pada diri: apa yang telah kita lakukan untuk bersaksi tentang kasih Tuhan kepada sesama? Di sela-sela kesibukan kerja atau aktivitas, apakah saya memberikan waktu untuk  pelayanan kasih itu? Apa saja yang telah kita lakukan? Salah satu bentuk penghayatan cintakasih adalah peka terhadap kebutuhan sesama, terutama mereka yang kecil, lemah, miskin dan menderita. Pelayanan kita yang sederhana pun sudah cukup, asal kita lakukan dengan tekun dan setia. Tuhan tak menilai seberapa banyak dan seberapa besar pelayanan kasih kita. Yang Tuhan kehendaki adalah ketekunan dan kesetiaan kita. Tebarkan kasih di mana pun kita hidup dan berada. Jadilah murid-murid yang dikasihi Tuhan dan mengasihi sesama.

Jika di Papua ada burung Cendrawasih,
Elang Jawa adalah burung Garuda.
Di mana ada cinta kasih,
di situlah Tuhan hadir dan ada.

dari Papua dengan cinta,
Berkah Dalem, Rm.Istoto

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here