Bacaan: Sir.44:1.9-12;Mrk.11:11-26
Sahabat pelita hati,
BAGAIMANA kabar sahabat-sahabatku yang istimewa? Doa saya dari Patoki St.Kristoforus Banyutemumpang, Magelang semoga sahabat semua selalu dalam keadaan sehat dan sejahtera. Pelita sabda hari ini mengisahkan tiga peristiwa yang menjadi bahan permenungan kita, yaitu
(1) Yesus mengutuk pohon ara,
(2) Yesus menyucikan Bait Allah dan
(3) Nasehat Yesus tentang doa.
Rangkaian kisah itu dibingkai dengan pesan utama Yesus agar hidup kita sungguh berbuah.
Sahabat terkasih,
Mengapa Yesus mengutuk pohon ara? Kutukan ini adalah kiasan yang memuat pesan dan peringatan kepada para murid agar tidak menunda-nunda dalam bertobat. Kita tak boleh mengulur-ulur waktu untuk bertobat. Tuhan menghendaki agar hidup kita berbuah karena Ia telah menanam benih kebaikan itu dalam diri kita melalui baptis kudus-Nya.
Bagaimana caranya agar hidup kita berbuah kebaikan? Yesus mengibaratkan dengan tindakan-Nya mengusir para pedagang di pelataran bait Allah. Yesus tidak ingin kediaman suci-Nya dijadikan ‘sarang penyamun’ dengan adanya praktek ketidakadilan dalam jual beli di depan bait Allah itu. Sebagaimana Tuhan menyucikan bait Allah, hati kita pun perlu dibersihkan dari keserakahan, amarah, congkak hati, iri dengki dan beragam pikiran kotor agar hidup kita selalu membuahkan kebaikan dan kesejukan bagi sesama.
Akhirnya Yesus menyerukan perlunya memupuk komunikasi dengan Bapa di surga melalui doa. Doa adalah ungkapan iman orang yang percaya dan menyandarkan hidup serta harapannya kepada Tuhan. Hidup yang berbuah adalah hidup yang bersumber pada kekuatan doa. “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! Asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya. Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.” (Mrk 11:23-24).
Mari kita bertanya diri: apakah hidupku sudah berbuah? Apakah hidupku sungguh menghasilkan buah kebaikan yang bermakna bagi sesama? Semoga demikian.
Ada gadis duduk di tengah taman, taman hati yang jadi kenangan. Bagi orang yang beriman hidupnya harus berbuah kebaikan.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem Rm.Istata
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)