Sahabat pelita hati,
SALAM seroja, sehat rohani-jasmani. Berkah Dalem.
Hari ini kita merenungkan kisah Yesus memberi makan lima ribu orang sebagaimana diceritakan oleh penginjil Yohanes. Berbeda dengan kisah dalam injil Markus dan Matius, Yohanes menyertakan seorang anak (anak kecil) yang ikut terlibat dalam mujizat penggandaan roti ini.
Kisah diawali dengan berkumpulnya begitu banyak orang sejumlah 5000 orang. Mereka ingin mendengarkan pengajaran-Nya dan melihat karya mujizat-Nya. Pada saat itu mereka kelaparan. Bagaimana mereka harus dicukupi kebutuhan makannya? Singkat cerita Yesus mengerjakan mujizat atas lima roti jelai dan dua ekor ikan hingga mencukupi banyak orang bahkan berlebih. Roti itu berasal dari seorang anak kecil yang ada di tengah kerumunan orang banyak itu.
Sahabat terkasih,
Menurut tradisi kala itu, anak kecil dan kaum perempuan dikategorikan sebagai kelompok lemah, tak berdaya dan tak diperhitungkan. Namun karya mujizat besar ini nyatanya terjadi berkat peran seorang anak kecil yang tak diperhitungkan. Lalu, apa pesan dari peristiwa ini?
Janganlah kita senang meremehkan atau mendegradasi orang-orang yang dianggap lemah. Nyatanya, banyak karya-karya besar Allah yang bermula dari orang-orang yang dianggap lemah dan sederhana. Yesus memilih duabelas rasul yang kesemuanya bukan kaum cerdik-pandai atau ahli kitab. Mereka hanyalah nelayan sederhana. Maria dan Elisabeth pun adalah perempuan-perempuan sederhana namun dipilih Allah untuk menghadirkan Sang Penebus dan Penyelamat ke tengah-tengah dunia.
Sahabat terkasih,
Tuhan bisa memilih siapa saja untuk turut ambil bagian dalam karya keselamatan-Nya, tak terkecuali kita. Pantaslah kita bersyukur atas hidup dan panggilan kita sambil bersiap sedia untuk ‘dipakai’ Tuhan kapan saja dan di mana saja. Kita harus siap untuk dipakai menjadi alat-Nya. Tetap semangat dan berkah Dalem.
Inilah hari kakek-nenek dan lansia sedunia,
mereka tak boleh kita lupakan jasa-jasanya.
Lima jelai roti dan dua ikan dibawa anak belia,
mencukupi untuk limaribu orang jumlahnya.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem – St. Istata Raharjo,Pr
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
————————————————————————————
Bacaan:
2Raj. 4:42-44;
Ef. 4:1-6;
Yohanes 6:1-15
Sesudah itu Yesus berangkat ke seberang danau Galilea, yaitu danau Tiberias. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mujizat-mujizat penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit. Dan Yesus naik ke atas gunung dan duduk di situ dengan murid-murid-Nya. Dan Paskah, hari raya orang Yahudi, sudah dekat. Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya dan melihat, bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus: “Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?” Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya. Jawab Filipus kepada-Nya: “Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja.” Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada-Nya: “Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?” Kata Yesus: “Suruhlah orang-orang itu duduk.” Adapun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya. Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki.
Dan setelah mereka kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya: “Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih supaya tidak ada yang terbuang.” Maka mereka pun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan. Ketika orang-orang itu melihat mujizat yang telah diadakan-Nya, mereka berkata: “Dia ini adalah benar-benar Nabi yang akan datang ke dalam dunia.” Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri. (Yoh 6:1-15)