Pelita Hati: 29.01.2023 – Bahagia Walau Miskin dan Dicela

0
900 views

Sahabat pelita hati,

RANGKAIAN Kotbah Yesus di Bukit (Mat.5-7)  diawali dengan kotbah tentang “Sabda Bahagia” (Mat.5:1-12). Dalam kotbah ini,  Tuhan menyampaikan paradoks kehidupan yang menjadi ajaran khas kristiani, yakni  bahagia walau miskin dan lapar, bahagia walau dianiaya, difitnah dan dicela. Melalui sabda ini Tuhan mengajarkan atau lebih tepatnya menawarkan cara hidup radikal sebagai keutamaan yang pantas diraih oleh para pengikut-Nya.

Apakah hal ini bisa diraih oleh manusia? Apakah sabda Yesus ini hanya khayalan belaka?  Tentu saja tidak. Nyatanya banyak orang yang dengan rela dan bahagia menjalani hidup dalam semangat kemiskinan dan aniaya hingga mepersembahkan nyawanya sebagai Martir.

Fransiskus Asisi dengan setia mengambil cara hidup miskin. Stefanus walau disiksa dan dirajam batu, ia justru berdoa bagi para penganiaya. Laurentius membiarkan tubuhnya dibakar demi bakti dan cinta kepada Tuhan. Kebahagiaan mereka akhirnya disempurakan di surga, diangkat sebagai orang-orang kudus. 

Sahabat terkasih,

Konon, kotbah di bukit ini jugalah yang  dahulu meginspirasi Sang Mahatmagandi dalam membela masyarakat miskin di India. Ia sangat bangga dan hormat pada Kristus tetapi tidak kepada pengikut-pengikut-Nya, yang hidupnya seringkali jauh dari ajaran Kristus.  Apakah selama ini kita telah sungguh-sungguh menghayati dan melaksanakan ajaran Kristus, Tuhan kita? Atau kita lebih senang mencari kesenangan duniawi belaka?

Sahabat terkasih,

Marilah kita berjuang untuk menghayati hidup miskin di hadapan Allah. Artinya, hidup yang selalu rindu akan Tuhan, selalu berkekurangan jika tidak hidup dekat dengan Tuhan. Semoga kita bisa menjadi pribadi yang selalu mengandalkan Tuhan dan dengan rendah hati percaya hanya Tuhanlah yang menjadi penopang kebahagiaan sejati satu-satunya. Inilah inti sari hidup miskin di hadapan Allah. Tetap semangat dan berkah Dalem.

Di samping gereja ada sekolah,
tempat murid belajar dan ditempa.
Yang hidup miskin di hadapan Allah,
dialah pemilik kerajaan surga.
Kami tak punya emas dan permata,
hanya hati yang tengadah.
Berbelas kasih pada yang menderita,
niscaya kita 'kan berlimpah berkah.

dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,

Berkah Dalem**Rm.Istata

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

————————————————————————————

Bacaan:

Zefanya 2:3. 3:12-13

1 Koristus 1:26-31

Matius 5:1-12a

Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan. Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga. (Mat.5:3-12a)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here