Home KITAB SUCI & RENUNGAN HARIAN Renungan Harian Pelita Hati: 29.03.2024 – Mengenang Hari Penyaliban Tuhan

Pelita Hati: 29.03.2024 – Mengenang Hari Penyaliban Tuhan

0
925 views

Sahabat pelita hati,

SALAM seroja, sehat rohani-jasmani. Berkah Dalem.

Puncak dari seluruh perjalanan perutusan Yesus adalah penyerahan diri seutuhnya kepada Bapa melalui salib di puncak Golgota. Kita mengenangkannya di hari ini,  Jumat suci, Jumat besar atau Jumat agung. Pelita sabda hari ini dikutip dari kisah panjang tentang penangkapan, pengadilan dan akhirnya penyaliban-Nya di kayu salib hingga wafat-Nya sebagaimana dikisahkan dalam Injil Yohanes. Kita menyaksikan dan mengenangkan Yesus yang dihina, disiksa dan dipakun pada kayu salib Golgota. Sementara itu, kita melihat keteguhan hati Yesus yang tak hendak menghindar dari penyiksaan dan penyaliban. Ia lakukan sendiri tanpa ada seorang pun yang membela. Dengan gagah berani Tuhan menuntaskan perutusan-Nya hingga pada akhirnya.

Sahabat terkasih,

Kisah sengsara atau passio mementaskan Yesus yang mengalami hukuman salib hingga wafat-Nya sebagai silih bagi dosa-dosa manusia yang sombong, congkak, mengumbar hawa nafsu dan tidak taat lagi kepada Tuhan.  Untuk dosa-dosa itulah Yesus rela difitnah, diolok-olok, ditelanjangi dan disalibkan dengan hina.  Kini telah lebih dari 2000 tahun kita merasakan buah karya penebusan-Nya. Pertanyaannya, apakah kita sungguh telah bebas dari sikap sombong dan angkuh? Apakah kita sungguh telah menghayati iman dengan taat dan setia? Ataukah kita masih senang mengabaikan Tuhan dan ajaran keutamaan-Nya? Apakah kita masih juga mengumbar hawa nafsu manusiawi demi kepentingan dan kesenangan sesaat? Apakah kita sungguh-sungguh menjauh dari perilaku koruptif dan berperilaku tidak adil karena mengambil yang menjadi hak orang lain? Apakah kita sungguh setia dengan pasangan hidup, bertanggungjawab terhadap pendidikan anak-anak? Marilah kita rajut kembali komitmen kita untuk menjauhi perbuatan dosa dan mendekatkan diri pada perbuatan kasih. Di hari Jumat suci ini kita tegaskan kembali komitmen hati untuk taat dan setia kepada Tuhan Sang Penyelamat abadi. Selamat menghayati pantang dan puasa di hari sambil mempersiapkan diri untuk ibadah Jumat Suci. Berkah Dalem.

Sungguh indah pemandangan hutan,
kicau burung saling bersahut-sahutan.
Inilah hari penyiksaan dan penyaliban Tuhan,
hingga tergantung di salib kematian.

dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,

Berkah DalemSt. Istata Raharjo,Pr

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

————————————————————————————

Bacaan:

Yes. 52:13-53:12; 

Ibr. 4:14-16; 5:7-9;

Yohanes 18:1-19:42

Lalu Pilatus mengambil Yesus dan menyuruh orang menyesah Dia. Prajurit-prajurit menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya. Mereka memakaikan Dia jubah ungu, dan sambil maju ke depan mereka berkata: “Salam, hai raja orang Yahudi!” Lalu mereka menampar muka-Nya. Ketika imam-imam kepala dan penjaga-penjaga itu melihat Dia, berteriaklah mereka: “Salibkan Dia, salibkan Dia!” Kata Pilatus kepada mereka: “Ambil Dia dan salibkan Dia; sebab aku tidak mendapati kesalahan apa pun pada-Nya.” Akhirnya Pilatus menyerahkan Yesus kepada mereka untuk disalibkan. (19-16b) Mereka menerima Yesus. Sambil memikul salib-Nya Ia pergi ke luar ke tempat yang bernama Tempat Tengkorak, dalam bahasa Ibrani: Golgota.

Dan di situ Ia disalibkan mereka dan bersama-sama dengan Dia disalibkan juga dua orang lain, sebelah-menyebelah, Yesus di tengah-tengah. Dan dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan saudara ibu-Nya, Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena. Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: “Ibu, inilah, anakmu!” Kemudian kata-Nya kepada murid-Nya: “Inilah ibumu!” Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya. Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: “Sudah selesai.” Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya. Sesudah itu Yusuf dari Arimatea — ia murid Yesus, tetapi sembunyi-sembunyi karena takut kepada orang-orang Yahudi — meminta kepada Pilatus, supaya ia diperbolehkan menurunkan mayat Yesus. Dan Pilatus meluluskan permintaannya itu. Lalu datanglah ia dan menurunkan mayat itu. Juga Nikodemus datang ke situ. Dialah yang mula-mula datang waktu malam kepada Yesus. Ia membawa campuran minyak mur dengan minyak gaharu, kira-kira lima puluh kati beratnya. Mereka mengambil mayat Yesus, mengapaninya dengan kain lenan dan membubuhinya dengan rempah-rempah menurut adat orang Yahudi bila menguburkan mayat. (Yoh. 19:1-3, 6,16-18,25-27,30,38-40)

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here