Sahabat pelita hati,
SALAM seroja, sehat rohani-jasmani. Berkah Dalem.
Hari ini Gereja memperingati wafatnya Yohanes Pembaptis. Kematian Yohanes Pembaptis memang sangat keji yang diawali oleh tipudaya dan rekayasa akibat dendam dan sakit hati yang tak terkendali. Pelita sabda menyebut jika Herodes dan Herodias isterinya menyimpan dendam kepada Yohanes karena teguran atas perkawinan mereka yang dinilai melanggar adat dan aturan agama. Diketahui bahwa Herodes mengambil atau merebut Herodias isteri Filipus saudaranya. Singkat cerita berkat rekayasa Herodias yang memanfaatkan anaknya, Yohanes akhirnya dipenggal kepalanya.
Sahabat terkasih,
Itulah nasib tragis seorang nabi yang memiliki tugas menyerukan dan menyuarakan kebenaran: menegur yang salah, meluruskan yang bengkok dan meratakan yang penuh dengan lubang kesalahan. Namun apakah terbunuhnya Yohanes pembaptis mengkerdilkan orang-orang yang ingin memperjuangkan dan menegakkan kebenaran? Tidak! Jika ada pepatah “mati satu tumbuh seribu”, itu memang benar adanya. Nyatanya banyak bermunculan orang yang dengan gigih dan tegar mengajarkan dan memperjuangkan kebenaran. Mereka adalah para martir yang dengan rela mempertaruhkan nyawa dan hidupnya demi iman dan kebenaran. Selalu kehendak dan niat untuk melakukan kebaikan berhadapan dengan tembok penolakan bahkan dengan kekerasan. Semoga semangat kenabian Yohanes Pembaptis dan para martir Gereja menginspirasi kita untuk tak berhenti mewartakan kebaikan dan memperjuangkan kebenaran. Sekecil apa pun perbuatan kita namun jika dilakukan demi dan atas nama kebaikan, Tuhan akan berkenan. Karena itu, janganlah berhenti untuk memperjuangkan kebaikan.
Di sini hutan cemara di sana hutan jati,
di tengah-tengahnya ada kolam ikan.
Yohanes Pembaptis adalah nabi sejati,
menyuarakan kebenaran demi kebaikan.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem – St. Istata Raharjo,Pr
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
————————————————————————————
Bacaan:
Yeremia 1:17-19
Markus 6:17-29
Sebab memang Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya, karena Herodes telah mengambilnya sebagai isteri. Karena Yohanes pernah menegor Herodes: “Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!” Karena itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud untuk membunuh dia, tetapi tidak dapat, sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci, jadi ia melindunginya. Tetapi apabila ia mendengarkan Yohanes, hatinya selalu terombang-ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan dia. Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika Herodes pada hari ulang tahunnya mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesarnya, perwira-perwiranya dan orang-orang terkemuka di Galilea. Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta: “Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam!” Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara. Ia membawa kepala itu di sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya. Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu membaringkannya dalam kuburan. (Mrk.6:17-21.25.27-29)