Bacaan Markus 10:32-45
Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: “Kamu tahu, bahwa mereka yang disebut pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesarnya menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya. Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” (Mrk 10:42-45)
Sahabat pelita hati,
PELITA sabda hari ini terasa sangat relevan dan kontekstual, yakni itentang kuasa dan kedudukan. Setiap dari kita pasti memimpikan dan bercita-cita menempati kedudukan yang tinggi dalam berkarier. Kita baru saja melewati perhelatan pilkada (pilihan kepala daerah) untuk beberapa daerah di negara kita tercinta ini. Sudah sejak lama para calon kepala daerah berlomba untuk mengambil simpati rakyat di daerahnya masing-masing. Dengan aneka cara mereka berusaha agar menarik hari sebanyak mungkin masyarakat agar dapat terpilih dan menduduki jabatan sebagai kepala daerah.
Sahabat terkasih,
Melalui pelita sabda hari ini Yesus mengajarkan satu nilai keutamaan kristiani yang bertentangan dengan arus pikiran orang kebanyakan pada waktu itu. Bahwa untuk menjadi pemimpin harus rela menjadi pelayan dengan segala kerendahan hatinya bahkan rela “memberikan nyawanya.” Di sini Yesus mau membaharui pola pikir dan paradigma yang hanya memikirkan kebutuhan dan kepentingan diri. Maka kata kunci dari pelayanan itu adalah “rela berkorban”. Dan inilah yang dilakukan oleh Tuhan hingga merelakan nyawa-Nya di kayu salib Golgota demi karya penebusan dan penyelamatan manusia. Semoga kita dapat meneladan Tuhan dalam melaksanakan tugas, karya dan panggilan hidup kita masing-masing. Marilah “memberikan nyawa” alias seluruh tenaga dan perhatian kita sesuai dengan tanggungjawab yang kita emban.
Berakit-rakit ke hulu,
berenang-renang ke tepian.
UtamakanTuhan lebih dahulu,
berkah-Nya kan datang kemudian.
dari Papua dengan cinta,
Berkah Dalem, Rm.Istoto
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)