Pelita Hati: 30.06.2024 – Kisah Iman Yairus dan Seorang Perempuan Yang Percaya

0
125 views

Sahabat pelita hati,

SALAM seroja, sehat rohani-jasmani. Berkah Dalem.

Ada dua kisah yang diceritakan dalam pelita sabda hari ini.

Pertama,”Yesus yang Membangkitkan Anak Yairus dan kedua, Penyembuhan Seorang Perempuan yang Duabelas Tahun Menderita Sakit Pendarahan”. 

Kisah ini bukan hanya indah tetapi istimewa, karena bermula dari keyakinan iman seorang kepala Sinagoga (tempat ibadah orang Yahudi) dan seorang perempuan yang tak berdaya dan tak memiliki siapa-siapa. Kisah panjang tentang karya mujizat Tuhan ini sarat dengan pesan-pesan keutamaan iman dan menjadi rujukan bagi kita dalam menghayati iman di masa kini.

Sahabat terkasih,

Kisah bangkitnya anak Yairus ini menegaskan bahwa keyakinan iman kita dapat menggerakkan hati Tuhan untuk mengerjakan karya mukizat-Nya. Tentu Yesus tidak mengabaikan niatan hati dan iman sang kepala rumah ibadat Yahudi yang mempertaruhkan jabatannya demi kesembuhan anaknya. Ia menabrak lazimnya para petinggi Yahudi yang tak menyetujui kiprah pewartaan Yesus yang dianggap banyak melanggar hukum Taurat dan adat istiadat Yahudi. Namun demi keselamatan anaknya, Yairus yang tentu sangat yakin akan kuasa Yesus mempertaruhkan segalanya termasuk kedudukannya. Anaknya yang ternyata telah tiada akhirnya dibangkitkan Tuhan. Berkat iman Yairus, Tuhan bertindak dan anaknya hidup kembali. Pengalaman ini semoga menjadikan kita makin teguh dan setia dalam beriman.

Sahabat terkasih,

Hal senada juga terjadi dalam diri perempuan yang sudah 12 tahun menderita sakit pendarahan. Pesan dari kisah ini adalah jangan berhenti dan menyerah untuk mencari Tuhan. Dia adalah tujuan akhir dari seluruh perjalanan dan peziarahan iman kita. Kita tak boleh putus asa apalagi menyerah. Dan di atas semuanya itu adalah keyakinan bahwa tak ada yang mustahil bagi Tuhan. “Asal kujamah jumbai jubah-Nya, aku akan sembuh”. Semoga kata-kata perempuan ini menyadarkan kita untuk tidak putus asa memohon penyelamatan Tuhan. Sekali lagi,  tak boleh kita menyerah dan harus selalu berharap dalam iman sembari tetap yakin bahwa  karya mujizat-Nya tetap bekerja. 

Nahkoda menepikan kapalnya
saat untuk bersandar dan berlabuh.
Kata wanita itu dalam hatinya,
Asal kujamah jubah-Nya, aku akan sembuh.

dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,

Berkah DalemSt. Istata Raharjo,Pr

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

————————————————————————————

Bacaan:

Kebijaksanaan 1:13-15; 2:23-24

2 Korintus 8:7.9.13-15

Markus 5:21-43

Sesudah Yesus menyeberang lagi dengan perahu, orang banyak berbondong-bondong datang lalu mengerumuni Dia. Sedang Ia berada di tepi danau, datanglah seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya  dan memohon dengan sangat kepada-Nya: “Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati, datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup.” Lalu pergilah Yesus dengan orang itu. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia dan berdesak-desakan di dekat-Nya. Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan.  Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk. Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya. Sebab katanya: “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya.  Pada ketika itu juga Yesus mengetahui, bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya, lalu Ia berpaling di tengah orang banyak dan bertanya: “Siapa yang menjamah jubah-Ku?” Murid-murid-Nya menjawab: “Engkau melihat bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu, dan Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?” Lalu Ia memandang sekeliling-Nya untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu.  Perempuan itu, yang menjadi takut dan gemetar ketika mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya, tampil dan tersungkur di depan Yesus dan dengan tulus memberitahukan segala sesuatu kepada-Nya. Maka kata-Nya kepada perempuan itu: “Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!” Ketika Yesus masih berbicara datanglah orang dari keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata: “Anakmu sudah mati, apa perlunya lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru?” Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat: “Jangan takut, percaya saja!” Lalu Yesus tidak memperbolehkan seorang pun ikut serta, kecuali Petrus, Yakobus dan Yohanes, saudara Yakobus. Mereka tiba di rumah kepala rumah ibadat, dan di sana dilihat-Nya orang-orang ribut, menangis dan meratap dengan suara nyaring. Sesudah Ia masuk Ia berkata kepada orang-orang itu: “Mengapa kamu ribut dan menangis? Anak ini tidak mati, tetapi tidur!” Tetapi mereka menertawakan Dia. Maka diusir-Nya semua orang itu, lalu dibawa-Nya ayah dan ibu anak itu dan mereka yang bersama-sama dengan Dia masuk ke kamar anak itu. Lalu dipegang-Nya tangan anak itu, kata-Nya: “Talita kum,” yang berarti: “Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!” Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub. Dengan sangat Ia berpesan kepada mereka, supaya jangan seorang pun mengetahui hal itu, lalu Ia menyuruh mereka memberi anak itu makan. (Markus 5:21-43)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here