“Aku akan menunjukkan kepada kamu siapakah yang harus kamu takuti. Takutilah Dia, yang setelah membunuh, mempunyai kuasa untuk melemparkan orang ke dalam neraka. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, takutilah Dia!” (Luk 12, 5)
PUTRI, yang diberikatan sebagai kurban pembunuhan Minggu lalu, dikenal oleh teman-temannya sebagai anak yang pemberani dan tidak penakut. Kemana-mana Putri pergi sendiri. Malam-malam berjalan lewat kuburan pun tidak takut.
Putri merupakan salah satu, dari sekian banyak pemberani, yakni orang yang tidak mengenal rasa takut: untuk berbicara, bersikap dan berperilaku; untuk memutuskan, merencanakan dan melaksanakan suatu kegiatan; untuk membela dan menolong serta berpihak kepada para kurban ketidakadilan atau diskriminasi; untuk menyuarakan hal-hal yang benar dan baik, sekalipun berhadapan dengan sekian banyak ancaman; untuk melewati medan sulit, tempat angker dan suasana gelap; untuk maju dan berjuang menghadapi lawan dalam sebuah kompetisi atau pertandingan; kalau dikritik, dihina atau dicela; kalau dimusuhi, difitnah dan ditinggalkan teman dan sahabat; kalau harus berjuang sendirian tanpa bantuan dan dukungan orang lain; kalau harus menjadi single parent yang harus membesarkan dan mendampingi anak-anak; kalau melihat kecoa, ulat atau serangga lain; kalau harus hadir dan bertemu dengan orang asing dan belum dikenal.
Banyak orang termasuk golongan pemberani. Mereka jauh dari rasa takut. Apapun kesulitan dan masalahnya, tetap akan dihadapi dan diselesaikan. Siapapun yang menghambat atau menghadang akan dihadapi dengan berani, percaya diri, dan bijaksana. “Rawe-rawe rantas, malang-malang putuung”, kata sebuah pepatah. Orang bisa punya keberanian menghadapi apa saja dan tidak takut kepada siapa saja, kecuali satu Pribadi, yakni Dia, yang mampu membunuh jiwa dan melemparkan manusia ke neraka.
Apa dan siapa yang selama ini aku takuti? Teman-teman selamat malam dan selamat beristirahat. Berkah Dalem.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)