HARI Senin, tanggal 30 Juli 2018 lalu, mulai pukul 10.00 telah berlangsung Perayaan Ekaristi bersama Bapak Uskup Agung Semarang, Mgr. Robertus Rubiyatmoko didampingi oleh Romo Ignatius Suharyono (Romo Paroki Karangpanas) dan Romo Bernardus Haryasmara MSF (Romo Pastoral Care RS St. Elisabeth Semarang).
Misa Konselebrasi ini terjadi dalam rangka acara Pemberkatan dan Peresmian Wisma Gubbio RS St. Elisabeth Semarang. Bangunan baru ini akan difungsikan sebagai tempat parkir, ruang pertemuan, dan perkantoran jajara Direksi RS St. Elisabeth Semarang.
Bukan sekedar nama
Mengapa dinamakan Gubbio? Ini karena para suster OSF berharap agar siapa saja yang akan menggunakan dan menempati wisma ini akan merasa damai dan sejahtera, serta mendatangkan berkat bagi orang lain.
Setelah Perayaan Ekaristi, ada hiburan sendratari yang mengisahkankan tentang “Gubbio”.
Garis besarnya adalah sebagai berikut ini. Pada waktu itu, di Kota Gubbio Assisi di Italia, hiduplah seekor serigala yang amat besar, lagi mengerikan dan ganas. Hewan ini bukan saja memakan binatang-binatang, tetapi juga manusia.
Semua penduduk kota itu hidup dalam ketakutan dan tidak berani pergi sendirian. Melihat situasi yang demikian, St. Fransiskus Assisi merasa kasihan, sehingga ia ingin mendamaikan serigala itu dengan penduduk kota Gubbio, sekalipun mereka melarangnya pergi.
Kemudian St. Fransiskus mengajak serigala itu membuat suatu perjanjian dengan penduduk Kota Gubbio. Dari pihak serigala, ia harus berjanji bahwa ia takkan mengganggu dan melakukan kejahatan dengan penduduk Kota Gubbio lagi.
Dari pihak penduduk Kota Gubbio, mereka berjanji akan menyediakan makanan yang dibutuhkan serigala itu setiap hari. Dan sebagai jaminan bahwa perjanjian itu akan dilaksanakan dan ditepati, maka St. Fransiskus mengulurkan tangannya, dan serigala itu mengangkat kaki depannya dan menempatkannya dengan lembut dalam tangan St. Fransiskus, sebagai bukti kesetiaannya.
Sejak itu, masyarakat di Kota Gubbio merasa aman, damai dan tenteram, karena serigala yang galak sudah menjadi jinak dan baik dengan masyarakat sekitarnya. Sendratari tersebut yang dimainkan oleh para dokter, perawat, dan pegawai RS St. Elisabeth Semarang, sungguh mengharukan.
Peresmian ini dihadiri oleh Bapak Kardinal Julius Darmaatmadja SJ, Suster Jenderal Deborah Lockwood dan Asisten Jenderal dari Roma, Suster Provinsial beserta Dewan Provinsi, Staf Direksi RS. St. Elisabeth Semarang, berikut para dokter, suster, perawat dan tamu undangan lainnya.
Selain menu utamanya adalah kegiatan Peresmian dan Pemberkatan Wisma Gubbio, acara ini juga digagas sebagai acara gabungan untuk merayakan pesta emas hidup membiara Suster Jenderal OSF: Sr. Deborah Lockwood yang tahun ini genap merayakan 50 tahun menjalani hidup religius sebagai suster OSF.
Beliau diberi kesempatan memberi sambutan dan menggunakan bahasa Indonesia dengan baik, setelah sambutan sebelumnya datang dari Ketua Panitia, dan Direktur Utama RS Elisabeth Semarang.
Selesai atraksi, acara dilanjutkan dengan makan siang bersama sambil menikmati keroncong yang dimainkan oleh pegawai kebun RS St. Elisabeth Semarang di bawah pimpinan Pak Ribut.
Proficiat dan selamat berkarya. Tuhan Memberkati.
Merayakan Sukacita Jadi Suster OSF selama 60, 50, 40, 25 Tahun di Gereja Gedangan Semarang