BEGITULAH mimpi Uskup Keuskupan Agung Pontianak Mgr. Agustinus Agus yang kini didukung oleh Pemda dan DPRD Kabupaten Bengkayang. Dukungan ini semakin dimatangkan di dalam forum pertemuan Bupati Kabupaten Bengkayang bersama jajarannya.
Pertemuan ini dihadiri Ketua DPRD Kabupaten Bengkayang dan berlangsung di Paroki Bengkayang, hari Selasa malam 8 Februari 2022 pekan lalu.
Sepulang kunjungan di Rumah Baluk di Sebujit bersama arsitek Yori Antar, seniman instalasi Teguh Ostenrik, Mgr. Agustinus lalu mempresentasikan hasil desain patung Yesus sebagai Pangilma Burung.
Menurut rencana, patung ini nantinya akan punya ketinggian 23, dibangun dan berdiri di atas sebuah Gong.
Ini pula yang nantinya akan menjadi lokasi museum khas Kalimantan di mana juga akan dibangun gereja Baluk dengan pola arsitektur gaya Dayak Bidayuh.
Adapun lokasi pembangunan itu sudah ditetapkan di lahan dataran tinggi yang berada di kompeks Paroki Santo Mikael Jagoi Babang.
Visualisasi konsep desain
Di Pastoran Paroki Santo Pius X Bengkayang, Uskup Agustinus bersama Yori Antar dan Teguh Ostenrik lalu bicara dengan paparannya.
Di situ ditampilkan hasil desain patung Yesus sebagai Panglima Burung yang berdiri di sebuah pondasi Gong (rumah museum Kalimantan) dan gereja dengan nuansa arsitektur bergaya rumah adat Bidayuh Jagoi Babang.
Pertemuan itu dihadiri Bupati Kabupaten Bengkayang Sebastianus Darwis didampingi Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga Anita. Ikut pula hadir dan Ketua DPRD Kabupaten Bengkayang Fransiskus.
Dalam pertemuan dengan Uskup Agustinus bersama arsitek dan seniman itu, Bupati Darwis juga mengajak sejumlah kepala dinas di Kabupaten Bengkayang.
Di antaranya hadir:
- Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Ucok Parulian Hasugian;
- Kepala Keuangan Yustianus;
- Kepala Bidang Cipta Karya Agustinus Sawal;
- Kepala Permukiman dan Lingkungan Hidup Dodorikus.
Filosofi di balik patung Yesus
Depan pemangku kepentingan pemerintahan daerah Kabupaten Bengkayang malam itu, seniman instalasi papan atas Teguh Ostenrik itu menampilkan dan menjelaskan filosofi serta makna patung Yesus sebagai Panglima Burung.
Kemudian arsitek Yori Antar memaparkan desain bangunan Gong yang direncanakan akan menjadi museum. Letaknya persis ada di bawah patung Yesus.
Yori memaparkan konsep budaya adat lokal yang ingin dia angkat menjadi ikon gereja -paroki yang akan digarapnya menurut citarasa arsitektur bergaya rumah Baluk suku Dayak Bidayuh.
Pemda Bengkayang mendukung
Bupati Bengkayang Darwis mengaku sudah tahu sedari awal tentang rencana Uskup Agustinus dan sejak awal pula dia sudah menyatakan dukungannya.
Sebagai umat Katolik dan juga demi kepentingan Kabupaten Bengkayang, Bupati Darwis bersama jajarannya bertekad mewujudkan cita-cita Uskup Agustinus untuk menjadikan Jagoi sebagai “gula”.
Darwis menilai misi tersebut sejalan untuk mendukung pembangunan di Kabupaten Bengkayang yang nota bene merupakan kantong-kantong umat Katolik dan masyarakat Dayak.
Di depan seniman dan arsitek, Sebastianus Darwis sedikit menjelaskan keragaman suku Dayak yang berada di wilayah Bengkayang.
Taruhlah itu mulai dari kelompok etnis Dayak dari Suku Bidayuh, Bekatik, Kanayatn, dan Iban.
“Ini mimpi Bapak Uskup Agustinus dan gagasan itu juga merupakan sebuah mandat yang harus kita dukung, karena ini bersangkut paut dengan kepentingan banyak orang di Kabupaten Bengkayang, terlebih ke depannya bisa menjadi ikon Kalimantan,” kata Bupati Sebastianus Darwis.
Sejalan dengan itu, Ketua DPRD Kabupaten Bengkayang Fransiskus mendukun penuh wacana pembangunan Patung Yesus sebagai Panglima Burung.
Fransiskus menganggap langkah ini merupakan langkah yang akan membuat Bengkayang menjadi terkenal dengan ikonnya: Yesus sebagai Panglima Burung yang berdiri gagah di wilayah garis perbatasan Malaysia-Kalbar. Tepatnya di Jagoi Babang.
Apalagi di Jagoi Babang sekarang ini juga sedang dibangun border gate yang akan menjadi akses keluar-masuk Kalbar dari Malaysia.
Maka keberadaan ikon ini tentulah merupakan kesempatan dan potensi wisata menarik di wilayah perbatasan. Di mana pun yang namaya perbatasan selalu menjadi garda terdepan wajah Indonesia.
“Ini adalah kebanggan masyarakat Kabupaten Bengkayang. Kalau orang berkunjung ke Kalimantan Barat, maka yang akan selau mereka ingat adalah Jagoi Babang karena nanti di sini ada Patung Yesus Panglima Burung,” kata Fransiskus.
Bengkayang adalah potensi besar
Uskup Keuskupan Agung Pontianak Mgr. Agustinus Agus melihat Bengkayang punya potensi besar sebagai lokasi tempat parawisata budaya khas Kalimantan.
Karena itu, nantinya Patung Yesus yang akan dibangun di atas museum itu ke depannya akan diisi semua jenis pakaian sub suku-suku Dayak yang ada di Kalimantan Barat.
Mulai dari foto-foto rumah adat Betang dari suku Dayak, Tionghoa, Melayu dan termasuk suku-suku yang tinggal di Kalimantan.
Uskup Agustinus berharap semoga rencana dan keputusan pada Selasa malam 8 Februari 2022 segera dibentuk kepanitiaan dan mulai berproses.
Pertemuan malam itu ditutup dengan foto dan ramah tamah bersama di Pastoran Paroki Santo Pius X Bengkayang. (Selesai)