Pemimpin Buta

0
39 views

Puncta 26 Agustus 2024
Senin Biasa XXI
Matius 23: 13-22

BEBERAPA hari ini banyak kalangan masyarakat mulai dari mahasiswa, intelektual, buruh, dan warga sipil merasa geram dan marah atas rencana anggota DPR yang hendak merevisi Undang-Undang Pilkada yang telah diputuskan oleh Mahkamah Konstitusi (MK) sebelumnya.

Dua hal yang rencananya akan direvisi yakni ambang batas pencalonan dalam Pilkada serta syarat batas umur bagi calon. Dua syarat ini nampaknya menghambat pencalonan “anak muda” yang belum cukup umur untuk naik tahta.

Mahasiswa dan masyarakat tidak ingin demokrasi dikebiri dan dibegal hanya untuk kepentingan penguasa melanggengkan dinastinya. Mereka yang ambisi berkuasa mencoba menggunakan segala cara merebut pengaruh bagi pemerintahan ke depan.

Tetap harus dilawan mereka yang ingin merusak demokrasi dan cita-cita pendiri bangsa kita. Maka para mahasiswa, buruh dan masyarakat sipil turun ke jalan mengingatkan para pemimpin yang buta dan haus kekuasaan.

Dalam pengajaran-Nya, Yesus juga mengkritik para ahli Taurat, kaum Farisi dan pemimpin-pemimpin buta yang suka menindas kaum kecil, janda dan rakyat jelata.

“Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu menelan rumah janda-janda sedang kamu mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Sebab itu kamu pasti akan menerima hukuman yang lebih berat,” kata Yesus.

Yesus juga menegaskan, “Celakalah kamu, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat.”

Reformasi yang dibangun dengan berdarah-darah dan pengorbanan jiwa raga tidak boleh dikembalikan untuk melanggengkan sebuah dinasti.

Kekuasaan yang tidak dibatasi hanya akan merusak tatanan demokrasi dan menyengsarakan rakyat.

Kita semua harus mengingatkan para penguasa agar kembali ke cita-cita awal negara demokrasi. Kita lihat apakah mereka peduli dan mendengarkan hati nurani rakyat yang punya kedaulatan tertinggi.

Semoga muncul pemimpin yang punya hati nurani.

Ada keramaian di alun-alun kota,
Suara hiruk pikuk membahana.
Kita sedang tidak baik-baik saja,
Semua rebutan untuk berkuasa.

Wonogiri, tetap jaga konstitusi
Rm. A. Joko Purwanto, Pr

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here