Pemimpin yang Melayani

0
58 views
Ilustrasi: Kepemimpinan yang melayani. (Ist)

Minggu, 20 Oktober 2024

Yes. 53:10-11.
Mzm. 33:4-5.18-19.20.22.
Ibr. 4:14-16.
Mrk. 10:35-45 (Mrk. 10:42-45)

KITA sering mendengar diskusi dan obrolan tentang seorang pemimpin yang di masa akhir jabatannya terlihat berat meninggalkan jabatannya.

Dia mati-matian mempertahankan jabatannya; mulai dari perpanjangan masa jabatan sampai minta tambah periode.

Tidak dipungkiri bahwa pangkat dan kedudukan adalah incaran banyak orang. Itulah yang menjadi standar kesuksesan yang dikejar; tanpa peduli apa pun caranya.

Celakanya, hal ini dapat terjadi bukan saja di wilayah profan atau duniawi, tetapi juga di lingkungan gereja. Ada orang-orang yang memakai cara duniawi untuk mengurusi kegiatan menggereja hingga sering terjadi perpecahan baik yang tampak atau tidak.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya.

Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”

Tuhan Yesus menegaskan bahwa ukuran kebesaran sejati adalah seberapa kita melayani orang lain. Pelayanan adalah panggilan kita sebagai pengikut Kristus.

Saat kita menundukkan hati untuk melayani, kita tidak hanya menguntungkan orang lain, tetapi juga menemukan makna sejati dalam hidup kita.

Dengan demikian kita diingatkan, supaya kita tidak mengejar kedudukan dengan nafsu kesombongan. Jangan juga kita menutupi nafsu akan jabatan dengan firman Tuhan sehingga segala cara dibenarkan.

Jika kita percaya bahwa Tuhan yang mengaruniakan kedudukan berkenan kepada orang yang berhati hamba, biarkanlah hati kita rela jika suatu saat kita harus melepaskan kedudukan itu.

Tuhan mengingatkan kita bahwa menjadi pemimpin bukan berarti berlaku keras dan kejam. Sebaliknya, kita mempersiapkan diri untuk melayani yang lain.

Yesus adalah teladan utama kita. Dia datang ke dunia bukan untuk mencari kemuliaan, tetapi untuk melayani.

Pengorbanan Tuhan Yesus adalah contoh cinta sejati dan pelayanan yang tanpa pamrih. Ketika kita melihat ke salib, kita diingatkan betapa besar kasih yang telah Dia tunjukkan bagi kita. Melalui pengorbanan itu, kita dipanggil untuk meneruskan kasih dan pelayanan kepada sesama.

Bagaiamana dengan diriku?

Apakah aku melayani daripada menuntut dilayani?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here