TANGGAL 15 Oktober 2000, Paroki Santa Maria Fatima Penajam lahir dan diresmikan. 15 oktober adalah peringatan Santa Theresia Avila, seorang perempuan kudus dan Pujangga Gereja.
Ketika Liem Tjay membaca Riwayat hidup Santa Theresia Avila, Liem Tjay tertarik dengan Santa Teresa sebagai reformatris dan pendiri biara-biara.
Liem Tjay diingatkan kembali 20 tahun akan peristiwa bersejarah bagi Gereja Katolik di Kalimatan Timur. Yakni, lahir dan berdirinya sebuah paroki baru di Penajam.
Penajam itu sedang viral
Di zaman now, Penajam terekspose begitu mencuat seantero Nusantara, bahkan viral mendunia. Penajam dipilih menjadi Ibukota RI. Segala sudut arah mata dunia sedang memandang dan fokus pada daerah Penajam yang sedang dipersiapkan sebagai Ibukota RI.
Mobilitas sektor prasarana dan sarana, bahkan mentalitas masyarakat menuju sebuah Kota Pusat Pemerintahan dan internasional sangat cepat dan tinggi. Tidak ketinggalan Gereja Katolik bergerak cepat merespons dan menyambut Ibukota RI di tanah kelahiran, di kampungnya sendiri.
Liem Tjay mencoba kembali membuka lembaran memori 20 tahun lalu yang terlupakan. Yaitu, lahirnya sebuah Gereja yaitu Paroki Santa Maria Fatima di Penajam. Diresmikan pada tanggal 15 Oktober 2000.
Peristiwa yang meneguhkan keberadaan Gereja Katolik
Umat Katolik di seluruh wilayah seberang kota Balikpapan dan Paroki Santo Petrus & Paulus berkumpul di Jl. Suka Maju Rt 04 Gunung Seteleng, Kecamatan Penajam , Kabupaten Pasir. Untuk merayakan Ekaristi perdana dalam rangka meresmikan, mengkuduskan Paroki Santo Maria Fatima. Inilah sebuah paroki baru.
Gereja papan kayu
Pastor DR Yan Ola Keda Pr, Vikjen Keuskupan Samarinda saat itu, memimpin Perayaan Ekaristi di rumah ibadat dari papan kayu, berukuran 6×9 meter. Tanggal 15 Oktober 2000, tepat pada Pesta Wajib Santa Theresia Lisieux.
Pastor Yoseph Rebussi OMI -kala itu Pastor Paroki Santo Petrus & Paulus Dahor- dan Pastor Nicolas Setija Widjaja OMI ikut dalam Misa Konselebrasi tersebut.
Umat seberang dari Paroki Balikpapan dan dari Paroki Alleluya Tanah Grogot ikut memadati halaman pastoran.
Demi kebanggaan akan paroki yang baru, dengan sukacita dan rasa syukur, umat rela duduk di tenda plastik di bawah terik matahari untuk mengikuti Ekaristi Perdana sebagai umat paroki di Bumi Penajam.
Umat sadar dan menerima keadaan dan kemampuan di awal kelahiran Paroki. Paroki baru hanya memiliki sebuah rumah ibadat berukuran 6×9 meter dari papan kayu. Paroki belum memiliki gedung gereja dan pastoran permanen.
Kehadiran umat kurang lebih 1.000 orang menjadi momen bersejarah dan kesaksian iman di tengah masyarakat Penajam. Ternyata sekian tahun lamanya, masyarakat baru mengetahui, jumlah umat katolik hanya 11 KK di Penajam, ibukota Kecamatan.
Sekarang nyata, umat Katolik itu banyak dan kuat. Inilah bentuk kesaksian lewat peristiwa misa persemian. Masyarakat menerima dan mengakui adanya Gereja Katolik di Penajam. Ini yang amat mendasar dan bermakna bagi sejarah Gereja di bumi Penajam.
Dalam Ekaristi Kudus, Pastor Dr. Yan Ola Keda Pr mengumumkan, meresmikan paroki baru dengan membacakan SK Keuskupan Agung Samarinda tertanggal 11 Juni 2000 tentang berdirinya Paroki Penajam, sekaligus melantikan Dewan Paroki dan Pasto. Nicolas Setija Widjaja OMI sebagai Pastor Paroki.
Perjalanan panjang
Dengan mengenang kembali 20 tahun yang lalu, Liem Tjay terpacu untuk membuka lembaran lama yang tersimpan di tumpukan rak buku. Liem Tjay menemukan empat lembar kertas kopian tentang laporan atau semacam deskripsi keadaaan umat di seberang kota Balikpapan. Ini sebagai salah satu syarat pengajuan sebuah paroki baru ke Keuskupan Samarinda.
Pada waktu itu, Liem Tjay mendapat tugas dari Pastor Yoseph Rebussi OMI (alm) sebagai Pastor Paroki Dahor dan menunaikan rekomendasi Rapat Dewan Konsultores Keuskupan Samarinda untuk mempersiapkan daerah seberang kota Balikpapan sebagai paroki baru.
Liem Tjay banyak belajar dari Pastor Yoseph Rebussi OMI, seorang misionaris sejati asal Bergamo, Italia.
Pastor Yoseph Rebussi OMI telah membentuk Liem Tjay sebagai misionaris yang memiliki nyali jiwa misioner untuk membuka daerah misi baru.
Selain itu. Liem Tjay diminta untuk membuat sebuah laporan dan proposal keadaan pastoral sebagai bahan pertimbangan Uskup dan Dewan Consultores untuk memutuskan dan membuat SK berdirinya Paroki baru. (Berlanjut)
Saya terharu bangat membaca perjalanan berdirinya Paroki Santa Maria Fatima??sekaligus bahagia sekali??karena Paroki itu sekarang sudah memiliki bangunan yang sangat bagus dan yang terpenting umatnya semakin bertambah(info dari keluarga yang ada di Panajam sebagai umat diParoki Santa Maria Fatima )
Pendek cerita,saya juga melihat dan menyaksikan sendiri peresmian Paroki saat itu dan ternyata ya dalam tulisan perjalanan Paroki Santa Maria Fatima ada dokumentasi foto saya yang memakai baju adat tana toraja berwarna biru, rupanya saat itu saya yang mengalungkan kalung penyambutan kepada Romo Yan Ola Keda.vikjen.Ternyata waktu begitu cepat berlalu,20 thn lalu rupanya pertama kali bertemu dengan Pastor Yan Ola Keda Pr dan sekarang justru saya sebagai salah satu umat diParoki Hati Kudus Yesus Mangkupalas dimana Pastor Yan sebagai Pastor Paroki kami,luar biasa Puji Tuhan.???
Kenangan saya di Paroki Santa Maria Fatima begitu banyak ya,tapi yang paling tidak terlupakan setiap hari minggu saya pake sepatu pantopel dan saat berjalan masuk di gereja ya ampunn tiap langkah saya pasti kedengaran oleh semua umat yang sudah duduk dalam gereja hahahaha…(tok…tok..tok….tok…)karena bangunannya dari papan ,baik dinding maupun lantainya seperti yang dituangkan dalam tulisan diatas .Dan pastinya banyak hal yang terkenang,terima kasih Romo Nico Setiawan Omi atas tulisan ini dan harapannya semoga Paroki Santa Maria Fatima makin berkembang dan maju serta dapat menjadi Paroki yang menjadi berkat buat sesama.Amin.
Kami sampaikan ke Romo Nico OMI.