Penampakan Tuhan Bagiku

0
306 views
Epifani, Hari raya Penampakan Tuhan

Minggu 7 Januari 2024,

  • Yes 60:1-6.
  • Mzm. 72:1-2,7-8,10-11,12-13.
  • Ef 3:2-3a,5-6.
  • Mat 2;1-12.

ZIARAH merupakan sebuah perjalanan rohani yang mampu mendekatkan diri kita dengan Tuhan serta menguatkan iman.

Sering kali kehidupan ini dilambangkan sebagai sebuah perjalanan. Manusia hidup di dunia layaknya melakukan perjalanan menuju ke tempat abadi yakni surga.

Perjalanan rohani dilakukan sebagai persiapan untuk menuju keabadian tersebut. Kaum rohaniawan sendiri menilai bahwa perjalanan rohani ini merupakan latihan menuju tempat persinggahan akhir.

Dalam setiap perjalanan ziarah pasti ada ujud atau permohonan-permohonan yang ingin disampaikan di sana. Hal ini bisa dimengerti, karena untuk apa kita pergi jauh-jauh kalau tidak yakin bahwa Tuhan ada di sana dan dengan bersusah kita menyampaikan permohonan kita disana.

“Saya mengawali perjalanan ini dengan berat hati, saya sedang punya masalah yang besar dengan isteri saya,” kata seorang bapak.

“Saya ikut ziarah ini tanpa harapan, saya hanya ingin mengakhiri kebersamaan kami dengan berjalan bersama, dan juga karena kami sudah membayar, hingga jika tidak ikut, maka uang akan hangus,” lanjutnya.

“Saya sangat kecewa dan diapun kecewa dengan saya, kami tidak ingin menjalani hidup seperti ini, jika harus berpisah ya kami akan berpisah,” tegasnya.

“Namun perjalanan ziarah ini, sungguh menjadi perjalanan batin kami berdua,” lanjutnya.

“Di tengah perjalanan saya sakit dan isteri saya menemaniku dan merawatku dengan setia seakan-akan tidak sedang terjadi sesuatu di antara kami,” ujarnya. “Bahkan aku melihat hadirnya kembali sesuatu yang selama ini hilang darinya; kasih, kesabaran, ketulusan,” ujarnya lagi.

“Aku sungguh menyesal selama ini telah merenggut kebahagiaanya, aku ingin memperbaiki diri, dan kembali padanya sepenuh hati,” sambungnya.

“Tuhan menampakkan cinta-Nya dalam perjalanan ziarah kami, Tuhan menyadarkan kami dalam perjalanan yang kami lalui dan menyatukan kami kembali,” paparnya.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,”Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.”

Ada catatan penting yang ingin disampaikan oleh Matius dalam bacaan Injil kali ini, bahwa orang-orang Majus datang dari tempat yang sangat jauh bukan untuk mengajukan permohonan, tetapi untuk memberikan persembahan dan menyembah Yesus.

Persembahan yang mereka berikan merupakan gambaran pengakuan mereka bahwa Yesus yang baru dilahirkan itu akan menjadi Raja Agung (emas), Yesus sekaligus adalah Imam Agung (kemenyan) dan kelak Yesus akan mati untuk menebus dosa manusia (mur). Itulah alasan mengapa mereka datang untuk menyembah-Nya.

Berjalan dan datang mencari Yesus Sang Mesias untuk menyembah-Nya adalah panggilan kita. Seringkali kita ziarah dan pergi tempat-tempat suci karena ingin menyampaikan permohonan.

Memang permohonan juga merupakan sebuah ungkapan iman bahwa Yesus bukan saja mampu melakukan banyak hal, tetapi juga karena Dia mengasihi kita manusia. Namun melalui teladan para majus kita diajak untuk pertama-tama mempersembahkan hati kita, mempersembahkan hidup kita, mempersembahkan hal yang berkenan pada Allah.

Bagaimana dengan diriku?

Semangat apa yang ada dalam hidupku persembahan atau permohonan kepada Tuhan?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here