“Di situ ada seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit.” (Yoh 5, 5)
BEBERAPA hari ini saya mendapatkan BC di grup WA tentang kondisi Fr. Leo Wiyadi dan pertanyaan tentang kebenaran berita itu. Fr. Leo Wiyadi adalah calon imam diosesan Keuskupan Tanjung Karang. Fr. Leo mengalami kecelakaan lalu lintas di Pematang Siantar dan dirawat di rumah sakit. Akibat kecelakaan itu rupanya parah, sehingga para dokter dan pihak rumah sakit angkat tangan. Keluarga telah meminta ke keuskupan agar mereka bisa merawat Fr. Leo di rumahnya. Permintaan dikabulkan dan Fr. Leo berada di tengah keluarga dalam keadaan koma. Fr. Leo berada dalam keadaan koma selama 1,5 tahun.
Banyak orang sungguh prihatin dan tersentuh, setelah mereka membaca informasi serta melihat foto Fr. Leo. Mereka memberikan perhatian, uluran tangan dan bantuan dengan berbagai cara. Fr. Leo merupakan salah satu dari sekian banyak orang yang menderita karena sakit parah. Tentu masih ada orang lain lagi yang sedang menderita seperti itu, seperti juga yang dialami oleh orang yang sudah 38 tahun menderita karena sakit.
Betapa beratnya sebuah penderitaan yang disebabkan oleh ‘kondisi sakit’. Penderitaan itu tidak hanya dialami oleh mereka yang sedang sakit, tetapi juga dirasakan oleh orang lain, khususnya keluarga atau saudaranya. Sakit memang sering nampak kejam: menyerang siapa saja, melemahkan kondisi fisik, membuat emosi dan perasaan tidak stabil, membuat nalar dan akal budi buntu, memburamkan masa depan dan menenggelamkan pengharapan, menggoyahkan iman akan Allah, menambah secara drastis pengeluaran finansial, bahkan bisa melenyapkan kekayaan dan harta benda.
Namun sakit juga bisa menyadarkan banyak orang: untuk menghargai kesehatan, mengendalikan diri dalam soal makan dan minum, membangun pola hidup atau kebiasaan yang sehat dan baik.
Sakit apa yang pernah kualami dan pembelajaran apa yang telah kudapatkan?
Teman-teman selamat pagi dan selamat berkarya. Berkah Dalem.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)