Bacaan 1: Ayb 1: 6–22.
Injil: Luk 9: 46–50.
SEORANG teman bercerita tentang pergumulannya saat memutuskan mengikut Kristus dan keluar dari agama lamanya. Dia adalah anak seorang kaya dan tokoh agama di lingkungannya.
Awalnya adalah sebuah keisengan. Menurut dia, namun saya percaya itu adalah cara Tuhan. Karena kesepian di tempat kos, maka ia membaca Kitab Suci milik teman sekamarnya. Semakin baca semakin penasaran dan akhirnya selama enam bulan ia habiskan seluruh Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Ia lantas memutuskan mengikuti Yesus dan dibaptis. Keputusannya membuat ia terusir dari keluarga, kehilangan pekerjaan dan makan tabungan hingga habis tak tersisa. Untuk makan satu kali saja, buat dia setengah mati dan harus minta keibaan teman-teman.
Dia sempat ragu dalam iman kenapa setelah mengikut Yesus jadi sengsara begitu, semuanya diambil. Namun ia memiliki tekad bulat, apa pun ia akan jalani sampai akhir.
Singkat kata, dia ditampung oleh keluarga teman yang lain. Terus bertekun dalam iman dan membaca Kitab Suci. Terlibat dalam aktifitas Gereja dan pelayanan, hingga suatu ketika berkenalan dengan seorang artis terkenal saat pelayanan dan menikah. Kini ia bahagia bersama keluarga yang ia bina tersebut.
Ayub mendapatkan pencobaan Iblis yang iri karena hubungannya dengan Allah yang mesra. Iblis menantang Allah bahwa Ayub setia kepada-Nya karena berkat dan jika berkat itu diambil maka Ayub akan mengutuki-Nya.
Allah menerima tantangan tersebut dengan satu syarat, Iblis tidak boleh menyentuh (membunuh) Ayub.
Segala yang Ayub miliki habis, baik harta maupun keluarga. Biasanya, dalam kondisi seperti itu orang akan berkata, “Tuhan dimanakah Engkau? Kenapa Kau biarkan aku menderita?”
Namun tidak bagi Ayub, ia tidak lantas mengutuki Tuhan.
“Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!”
Para murid Yesus juga terjebak dalam tujuan penuh pamrih. Mereka berpikir dengan mengikuti Yesus akan mendapatkan posisi terbaik di Kerajaan Allah dan menghindari penderitaan seperti saat itu.
Namun oleh Yesus mereka diingatkan, bahwa justru dalam ketidak berdayaan seperti seorang anak kecil itulah maka mereka akan mendapatkan kedudukan terbesar dalam Kerajaan Allah.
Yesus juga mengingatkan agar mereka terbuka terhadap orang lain meski tak seiman asalkan tidak melawan dan menghujat-Nya.
Pesan hari ini
Penderitaan adalah salib yang harus dipanggul sebagai murid Kristus dan bukannya dihindari. Siap menderita karena nama-Nya, sanggupkah?
Saat ini merupakan masa berat bagi banyak orang dan harus dijalani dengan keikhlasan. Tetap percaya bahwa Tuhan akan memberikan jalan keluarnya. Pakailah maskermu dan jaga jarakmu.