Pendosa yang Dipanggil

0
422 views
Yesus dan para muridNya.

Jumat, 7 Juli 2023

  • Kej 23:1-4.19;24:1-8.62-67
  • Mzm. 106:1-2.3-4a.4b-5
  • Mat 9:9-13

PERISTIWA kejatuhan kita dalam dosa sering kali kita catat sebagai tragedi terbesar dalam sejarah kehidupan kita.

Dampak dosa tersebut membuat relasi antara kita dengan Allah menjadi rusak.

Dosa membuat manusia menjadi lemah dan tidak berdaya. Manusia terus semakin jauh dari Allah. Hal ini berdampak pada kehancuran masa depan manusia itu sendiri.

Sejarah kehidupan ini telah mencatat bahwa manusia telah gagal mempertahankan hidup kudus.

Namun, Allah tidak pernah gagal. Dalam kemaha-kuasaan-Nya, Dia mengetahui segala perkara yang akan terjadi di masa depan. Karena Dia adalah Alfa dan Omega.

Saat kita menyadari diri kita telah bersalah karena gagal menaati perintah Allah, seringkali kita berusaha untuk bersembunyi dari Allah. Namun, Allah tidak membiarkan kita begitu

Allah yang berinisiatif memanggil, mencari sampai menemukan kita para pendosa ini.

Karena Allah mengasihi kita. Dan Allah ingin agar kita merasakan kasih-Nya itu.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,

“Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata kepadanya: “Ikutlah Aku.”

Maka berdirilah Matius lalu mengikut Dia.”

Panggilan Yesus kepada Matius memperlihatkan sikap Yesus yang melawan arus kecenderungan umum yang memilih orang berdasarkan prestasi dan nama baik.

Matius, yang punya catatan jelek di kalangan masyarakat, justru dipanggil dan dipilih Yesus untuk menjadi murid-Nya.

Tentu saja Yesus tidak bermaksud untuk mengangkat kejelekannya, tetapi melihat kemungkinan pertobatan yang tulus dalam diri Matius, Yesus lebih melihat kehendaknya untuk mengikuti Dia, dengan kesungguhannya untuk meninggalkan pekerjaan dan cara hidupnya, ketimbang gambaran dan image orang tentang Matius itu.

Demikian juga kita diajak untuk mau keluar dari pemikiran kita yang biasa.

Kita diajak untuk mewartakan cinta kasih Allah. Cinta kasih yang penuh penerimaan terhadap orang lain.

Bagaimana.dengan diriku?

Apakah aku berterima kasih kepada Tuhan Yesus atas belas kasih yang telah ditunjukkan-Nya kepadaku?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here