Pengalaman Studi di Taiwan, di Kala Kangen Tanahair dan Mengusir Kebosanan (2)

0
1,177 views
Ilustrasi: Semangka gede banget made in Taiwan. (Teguh Santosa)

HIDUP jauh dari keluarga di tanahair, seperti pada umumnya, tentu amat berat. Kadang rasa rindu menyergap tiba-tiba tanpa kita harap. Terlebih, di tengah lingkungan kampus National Dong Hwa University (NDHU) yang sepi terpencil, jauh dari hingar-bingar kota besar seperti Taipei, misalnya.

Ini menjadi kelebihan kuliah di NDHU: kita ‘dipaksa’ konsentrasi pada proses kuliah karena jauh dari godaan keramaian (dalam arti sesungguhnya) sekaligus godaan beragam aktivitas dunia gemerlap sebagaimana di kota besar. Apalagi bagi mahasissa yang menetap di asrama (dormitory).

Kampus National Dong Hwa University (NDHU), Taiwan.

Hemat biaya hidup jelas menjadi keunggulan lainnya.

 

Kekurangannya, bila boleh disebut demikian, kita mudah terjebak dalam rasa jenuh (boring) dan rutinitas yang kurang kondusif bagi mekarnya kreativitas. Kehidupan sehari-hari hanya berkutat di asrama, ke kampus untuk kuliah dan/atau menjalankan riset, atau ke perpustakaan, atau ke kantor-kantor administrasi sesuai keperluan, lalu balik ke asrama lagi di sore atau malam hari.

Begitu rutinitas yang mesti dijalani. Sedikit selingan bisa terjadi di hari Sabtu dan Minggu karena tidak ada kuliah, walau bagi mereka yang tengah dikejar tenggat waktu, tetap mesti ke perpustakaan atau ke laboratorium  nyaris menjadi keniscayaan tak terelakkan.

Membunuh kebosanan

Tapi, apa yang bisa dilakukan untuk membunuh kejenuhan di tengah lingkungan kampus yang jauh dari hingar-bingar kota besar?

Ada beberapa pilihan ternyata, amat menarik.

Pada bagian ini akan kita paparkan beberapa hal sederhana namun mampu membangkitkan semangat baru dan merobek belenggu kejenuhan yang mendera.

Pertama, naik sepeda ke Zhixue. Ini bukan nama tempat sebenarnya. Seperti Malioboro di Yogyakarta, tak ada kampung atau dusun Malioboro, yang ada adalah Jalan Malioboro.

Pengalaman Kuliah di National Dong Hwa University, Taiwan (1)

Demikian pula Zhixue, ia adalah sepenggal jalan di belakang kampus NDHU yang menghubungkan kampus dengan stasiun kereta kecil di Distrik Shoufeng tempat kampus ini berada. Jalannya tak seberapa lebar, panjangnya dari gerbang belakang kampus hingga stasiun kereta yang menghubungkan Shoufeng ke kota-kota lainnya, termasuk ke Taipei, tak lebih dari dua kilometer.

Di kiri-kanan sepanjang jalan banyak dijumpai tempat makan, resto, kafe yang beragam. Mulai aneka makanan Chinese Foods, restoran Thailand dan Vietnam, dan tentu saja ada makanan Indonesia serta vegetarian foods.

Di belakang toko dan tempat makan tersebut, terhamparlah rumah-rumah penduduk lokal yang juga banyak disewakan sebagai pondokan para mahasiswa. Selebihnya adalah sawah-sawah penduduk yang dikelola secara turun-temurun dan banyak menghasilkan berbagai sayuran serta buah.

Kali ini sedang musim tanam semangka, yang bisa mencapai bobot lebih 35 kilogram saat berbuah.

Di bulan April 2018 ini, Taiwan lagi mengalami musim panen semangka. Ukurannya bisa jumbo seberat 35 kg/buah.

Di tengah udara sejuk dan dikelilingi pegunungan, Distrik Shoufeng tempat kampus NDHU berada memang amat kondusif untuk bercocok tanam. Kendati kondisi tanahnya berbatu dan kurang subur layaknya tanah di lereng Merapi atau Merbabu, misalnya. Tapi membunuh kejenuhan sambil bersepeda menikmati sejuknya persawahan di balik jalan Zhixue bisa menjadi pilihan yang menyenangkan sekaligus hemat biaya.

 Kedua, sedikit belok arah kanan dari jalan Zhixue, menembus deret perkampungan, kita akan menjumpai hamparan batu-batu marmer asli yang menjadi komoditas khas Shoufeng dan kota Hualien umumnya.

Eksotik, itu kesan pertama dan utama begitu kita melihat hamparan bebatuan alam nan indah tersebut, seolah terserak begitu saja laksana ada tangan-tangan raksasa yang menghamburkannya. Batu-batu marbles dari Shoufeng dan/atau Hualien sebagai kota besar terdekat, sudah begitu dikenal dan diekspor ke penjuru dunia dalam beragam bentuknya.

Batu-batu alam di sekitaran jalan dekat kampus.

Terdapat salah satu pabrik marbles terbesar di jalan raya yang menghubungkan distrik Shoufeng ke Hualien yakni Taiwan Marbles Co. Kepenatan dan kejenuhan akan luruh dan cair seketika tatkala kita menyaksikan hamparan bebatuan alami ini dengan latar gunung-gunung hijau di kejauhan.

Masih ada beberapa lagi lokasi dan/atau kegiatan murah-meriah tapi mujarab untuk menghalau galau dan jenuh, tentu, akan kita paparkan lebih lanjut dalam tulisan berikutnya.

Nantikan ya….salam hormat dan hangat dari Shoufeng, Hualien, Taiwan.

Minggu, 22 April 2018

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here