“Pada suatu hari Sabat Yesus datang ke rumah salah seorang pemimpin dari orang-orang Farisi untuk makan di situ. Semua yang hadir mengamat-amati Dia dengan saksama.” (Luk 14, 1)
SETELAH makan pagi, saya kembali ke kamar untuk sikat gigi dan melakukan urusan belakang. Saya bertemu dengan beberapa panitia retret. Salah satunya berkomentar, “Romo, celananya kok sudah lusuh. Apa saya bantu untuk dibawa ke laundry?” Celana itu memang sudah saya pakai beberapa hari dan sudah waktunya untuk dicuci. Namun udara dingin Puncak menjadi alasan bagi saya untuk menundanya, karena tidak mengeluarkan banyak keringat dan nampaknya tidak kotor-kotor amat.
Pengalaman seperti ini sering terjadi bahwa orang sering mengamat-amati orang lain dengan seksama. Yang mudah untuk diamati adalah penampilan seseorang dengan pakaian yang dikenakannya. Banyak orang suka mengamati cara berpakaian seseorang, entah untuk meniru atau mencari kekurangannya. Ada juga orang yang senang mengamati sikap atau perilaku seseorang dan mudah memberikan kritik atas sikap yang tidak sopan atau perilaku yang tidak pantas.
Banyak orang juga mengamat-amati Yesus dengan seksama, saat Dia diundang makan. Banyak orang ingin melihat apa yang akan Dia lakukan dan mendengar apa yang Dia katakan. Mereka tidak mau kehilangan satu moment dari-Nya, sehingga mengamat-amati Dia dengan seksama. Pengamatan yang bisa membuat seseorang menjadi percaya dan mengikuti-Nya; maupun pengamatan yang dilakukan banyak orang untuk menemukan kesalahan serta menolak-Nya.
Pengalaman seperti ini semakin menegaskan bahwa kesaksian hidup baik dan benar adalah hal penting. Orang harus berusaha agar dapat berkata-kata dengan bijaksana, bersikap yang baik, berperilaku yang benar, sehingga tidak menjadi sandungan banyak orang yang melihatnya.
Teman-teman selamat siang dan selamat berakhir pekan. Berkah Dalem.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)