Home BERITA Pengampunan tanpa Terbatas

Pengampunan tanpa Terbatas

0
856 views
Ilustrasi: Tobat dan pengampunan. (Ist)

Selasa, 22 Maret 2022

  • Dan. 3:25.34-43.
  • Mzm: 25:4b-5b.6.7c.8-9.
  • Mat. 18:21-35

PENGAMPUNAN itu merupakan jalan kesembuhan. Ketika hidup kita diwarnai dengan beban luka hati yang diakibatkan kemarahan dan kebencian, kita ada di dalam jalan kesia-siaan.

Kita menyimpan atau memelihara dendam, amarah atau rasa kebencian terhadap sesama dan itu merupakan sikap yang tidak ada gunanya, karena hanya akan membuat kita semakin menderita dan terluka.

Sikap negatif itu merupakan hal yang akan menutup jalan untuk memperoleh kebebasan batin dan mengalami rahmat pengampunan dari Tuhan.

Kalau kita sering menyebut bahwa Tuhan itu Yang Maha Pengampun, memang Tuhan sungguh memiliki hati untuk mengampuni kesalahan kita sebesar apa pun dosa kita.

Sebaliknya adakah kita mampu dan mau mengampuni orang yang bersalah kepada kita?

“Romo saya sangat malas ikut kegiatan menggereja,” kata seorang ibu.

“Kita ini umatnya sedikit, hingga setiap kegiatan pasti bertemu satu sama lain,” lanjutnya.

“Hanya saja, ada beberapa orang yang punya karakter kurang bagus, suka menjelek-jelekan orang lain, bergosip,” ujarnya lagi.

“Keadaan seperti inilah yang membuat saya merasa sakit hati dan sangat terluka,” katanya.

“Dia menyebarkan isue yang tidak benar hingga banyak orang yang termakan isue itu lalu punya pandangan yang salah terhadapku,” sambungnya.

“Jangan mundur dan menghindari pertemuan dengan saudara seiman baik dalam kegiatan maupun dalam doa,” sahut romo itu.

“Berita yang tidak benar akan berhenti sendiri jika kita tetap bertahan dalam kebaikan, lakukan segala sesuatu dengan tulus hati, supaya mereka yang mendengar isue bisa melihat sendiri bedanya antara isue yang berkembang dengan apa yang kamu lakukan,” lanjutnya.

“Tetapi rasanya sakit, Mo, ketika kebaikan kita dibalas dengan sikap curiga dan tidak percaya,” sahut ibu itu.

“Ingatlah, bahwa pertama-tama kita telah menerima pengampunan dari Tuhan, sudah selayaknya jika kita mengampuni dengan murah hati orang yang melukai hati kita,” jawab romo itu.

“Justeru dalam derita dan sakit itu kita ditantang untuk menjernihkan kasih kita pada Tuhan dan sesama melalui pengampunan,” lanjut romo itu.

“Kita bisa saja, sembunyi dari dinamika hidup bersama tanpa disakiti dan terluka, namun itu tidak akan pernah mendewasakan iman kita,” sambungnya.

“Salah satu kesulitan kita untuk memberi pengampunan kepada orang lain adalah karena kita terlalu memelihara rasa sakit yang amat dalam. Ketika kita sakit, kita terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri dan mengharap belas kasihan orang lain terhadap penderitaan kita,” kata romo itu.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,

“Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: “Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?”

Yesus berkata kepadanya: “Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.”

Mengampuni adalah salah satu perintah yang mungkin gampang diucapkan namun sulit untuk dilakukan.

Kalau Yesus menjawab pertanyaan, Petrus harus mengampuni tujuh puluh kali tujuh artinya sama saja dengan tujuh (angka yang sempurna) kali sepuluh (juga angka yang sempurna, seperti sepuluh perintah Allah) kali tujuh (angka yang sempurna), atau dengan kata lain tak terbatas.

Yesus menegaskan bagaimana kita seharusnya melihat diri kita sendiri. Mungkin kita tidak lebih baik daripada orang yang kita musuhi, walaupun mereka bersalah kepada kita.

Oleh sebab itu, saling mengampuni adalah sikap yang baik dan terpuji dan bahkan menyembuhkan.

Bagiamana dengan diriku?

Apakah aku mau selalu mengampuni orang yang bersalah denganku?

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here