Home KITAB SUCI & RENUNGAN HARIAN Renungan Harian Pengetahuan Tanpa Karakter Itu Bahaya

Pengetahuan Tanpa Karakter Itu Bahaya

0
Mahatma Gandhi berjuang tanpa kekerasan. (Ist)

Puncta 02.01.24
PW. St. Basilius Agung dan Gregorius dari Nazianze,
Uskup dan Pujangga Gereja.
Yohanes 1: 19-28

BAPAK Kemerdekaan India, Mahatma Gandhi, pernah berkata, “Salah satu hal yang akan menghancurkan kita adalah pengetahuan tanpa karakter.”

Karakter diartikan sebagai sekumpulan sifat yang selalu didamba sebagai suatu tanda dari kebajikan, kebaikan, dan juga kematangan moral yang dimiliki seseorang.

Karakter terbentuk dari sebuah proses panjang yang secara konsisten diperjuangkan. Gandhi adalah contoh pribadi yang punya karakter.

Kualitas pribadinya bukan terletak pada kekuasaan, kedudukan, kekayaan atau senjata perang, tetapi pada prinsip yang konsisten diperjuangkan tentang kebenaran, kejujuran, kerendahan hati, perdamaian, pengampunan dan nilai-nilai kemanusiaan lainnya.

Kharisma hidupnya menghipnotis dan menginspirasi berbagai gerakan di dunia. Misalnya Satyagraha, gerakan perjuangan tanpa kekerasan menjadi model banyak tokoh dunia. Perdamaian dan toleransi dijunjung tinggi oleh Mahatma Gandhi.

Hari ini kita juga diberi contoh pribadi yang berkarakter dalam Kitab Suci, yakni Yohanes Pembaptis.

Yohanes tampil sebelum Yesus memulai karya-Nya. Ia memberi contoh tentang kejujuran, tanggungjawab, kerendahan hati dan berjuang demi kebenaran.

Yohanes dengan jujur dan tidak berdusta berkata bahwa dia bukan Mesias. Orang-orang bertanya siapakah dia? Dia mengaku dan tidak berdusta, katanya, “Aku bukan Mesias.”

Orang-orang mendesak, “Engkaukah nabi yang akan datang?” dan ia menjawab, “Bukan.”

Yohanes menunaikan tanggungjawabnya sebagai utusan. Ia mewartakan pertobatan dan membaptis mereka yang percaya.

Semangat kerendahan hati ditunjukkannya dengan berkata, “Aku membaptis dengan air; tetapi di tengah-tengah kamu berdiri, Dia yang tidak kamu kenal, yaitu Dia, yang datang kemudian dari padaku. Membuka tali kasut-Nya pun Aku tidak layak.”

Yohanes memperjuangkan kebenaran. Ketika Raja Herodes berbuat salah, Yohanes mengingatkan dan mengkritik. Mati pun dijalaninya demi menegakkan kebenaran. Itulah karakter Yohanes Pembaptis yang membuka jalan bagi datangnya Kristus Sang Juruselamat dunia.

Karakter, watak atau nilai hidup apakah yang kita perjuangkan demi kehidupan bersama yang lebih baik di tengah keluarga, komunitas dan masyarakat kita?

Berkumpul dengan para frater,
Hidup rukun dalam komunitas.
Mari kita membangun karakter,
Menjadi pribadi yang berkualitas.

Cawas, selamat melangkah di tahun 2024
Rm. A. Joko Purwanto Pr

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version