Bacaan 1: Kis 13:13-25
Injil: Yoh 13:16-20
Pengkhianatan merupakan perbuatan tercela dalam sebuah persahabatan dan persaudaraan. Pengkhianatan menodai nilai-nilai kesetiaan, loyalitas dan mengakibatkan kerusakan sebuah relasi.
Pengkhianatan itu menyakitkan karena kadang justru dilakukan oleh orang terdekatmu dan kepercayaanmu.
Marcius Junius Brutus yang merupakan keponakan dari Kaisar Romawi Julius Caesar justru terlibat dalam penumbangan kekaisarannya dengan membunuhnya. Meski sudah diperingatkan istrinya, namun nafsu jahatnya lebih menguasainya. Ia tetap bergabung dengan sekelompok senator yang tidak setia menyerang Caesar dengan kejam.
Percaya kepada Tuhan Yesus berarti mau memberi diri dibaptis dan hidup dalam suka dan duka bersama-Nya mewujudkan kehendak-Nya. Kita dididik sebagai seorang pelayan, melayani sesama.
Sebagai pelayan sejati harus memiliki ketulusan yang jauh dari kemunafikan apalagi mengkhianati “Sang Guru”. Yesus mengungkapkan adanya murid yang akan mengkhaianati-Nya.
“Bukan tentang kamu semua Aku berkata. Aku tahu, siapa yang telah Kupilih. Tetapi haruslah genap nas ini: Orang yang makan roti-Ku, telah mengangkat tumitnya terhadap Aku.”
Mengangkat tumit berarti pengkhianatan.
Ketidakjujuran dalam sebuah pelayanan apalagi murtad adalah bentuk pengkhianatan zaman “now”.
Sebagai “Bangsa Terpilih”, tentunya Allah berharap pengutusan yang akan mereka jalankan bisa dilaksanakan denga baik. Bahkan Allah telah berbaik hati menuruti semua keinginan bangsa itu.
Dengan tangan-Nya yang luhur, Allah telah mengangkat bangsa itu dari perbudakan di Mesir. Dia bersabar selama empat puluh tahun perjalanan yang penuh pengkhianatan. Menyingkirkan musuh-musuhnya dan memberikan “Tanah Terjanji”. Memberikan pemimpin (hakim-hakim) pada zaman Samuel dan para raja setelahnya.
Bahkan dari keturunannyalah, sesuai dengan yang telah dijanjikan-Nya, Allah telah membangkitkan Juruselamat bagi orang Israel, yaitu Yesus.
Namun mereka tetap menolak dan mengkhianati-Nya. Tentu ini sesuatu yang sungguh menyakitkan bagi Allah, dikhianati oleh “orang pilihan dan terdekat-Nya” sendiri.
Sebagai katolik, kita telah diutus-Nya. Sama seperti pesan-Nya dalam perjamuan akhir:
“…Sesungguhnya barangsiapa menerima orang yang Kuutus, ia menerima Aku, dan barangsiapa menerima Aku, ia menerima Dia yang mengutus Aku.”
Pesan hari ini
Pelayanan yang tidak tulus dan murtad adalah pengkhiatan yang sungguh menyakiti-Nya. Tuhan Yesus telah memberi teladan sebagai seorang pelayan yang tulus dan jujur.
“Sesuatu yang paling menyedihkan dalam pengkhianatan adalah bahwa hal itu tidak pernah datang dari musuhmu.”