Bacaan 1: Kis 4:8 – 12
Bacaan 2: 1Yoh 3:1 – 2
Injil: Yoh 10:11 – 18
KASIH sayang seorang ibu kepada anak-anaknya tidak perlu lagi dipertanyakan. Naluri dan perilaku defensif akan ditunjukkan oleh seorang ibu, manakala ia berhadapan dengan anak-anaknya.
Ia rela mengorbankan hidupnya hanya untuk membela anak-anaknya.
Para ahli mengatakan bahwa hal ini berhubungan dengan apa yang disebut aktivitas oksitosin, atau ‘hormon cinta’ yang ada pada otak.
Tentu saja masih ada faktor lain namun oksitosin memiliki kedalaman ikatan antara ibu dan anak.
Saat terjadi kebakaran hutan di pegunungan Himalaya, ada sebuah pemandangan sangat mengharukan sekaligus pelajaran berharga. Seekor burung terbang berputar-putar panik mengitari sebuah pohon yang sebentar lagi akan terbakar.
Ia mencicit seolah ingin berbicara dengan orang-orang di situ agar menolong menyelamatkan anak-anaknya yang berada di salah satu dahan pohon itu. Namun tak ada seorang pun bergerak menolongnya.
Saat sarang mulai tersentuh api, burung itu tidak mau terbang menjauhi. Ia justru menukik ke bawah melindungi anak-anaknya dengan sayapnya di sarang mereka. Dalam sekejap, ia beserta anak-anaknya hangus menjadi abu.
Allah menciptakan burung yang memiliki kasih dan pengabdian begitu besar sehingga rela memberikan nyawanya untuk melindungi anak-anaknya.
Yesus menyebut Diri-Nya Gembala yang baik, mau menyerahkan nyawa-Nya demi domba-domba yang dikasihi-Nya. Penyerahan nyawa ini merupakan tindakan pengurbanan diri yang total.
Inilah kekhasan kegembalaan Yesus.
“Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku,” demikian sabda-Nya.
Yesus juga memiliki tanggungjawab menyelamatkan domba-domba yang berasal dari kandang berbeda untuk disatukan dengan domba-domba-Nya tadi menjadi satu kawanan.
Sebab Yesuslah sumber keselamatan, demikian dikatakan Petrus dalam sidang Mahkamah Agama Yahudi. Dengan kuasa nama-Nya, Petrus menyembuhkan orang lumpuh di bait Allah yang menghebohkan orang-orang.
Beruntung kita memiliki Allah yang begitu mengasihi umat-Nya, sehingga rela memberikan Anak-Nya untuk menebus dosa manusia.
Menyatukan seluruh umat di surga agar melihat Dia dalam keadaan yang sebenarnya.
Pesan hari ini
Mencintai bukanlah apa-apa, namun dicintai adalah sesuatu. Demikianlah Allah mengasihi umat-Nya, rela mengurbankan Anak-Nya yang tunggal menebus dosa manusia sebagai wujud gembala yang baik.
Yesus adalah Gembala yang mau mengorbankan diri secara total
“Mencintaimu adalah bahagia dan sedih; bahagia karena memilikimu dalam kalbu; sedih karena kita sering berpisah. Tetaplah pakai maskermu dan jaga jarakmu.”