Pengutusan Para Rasul

0
381 views
Acara aksi panggilan di Katedral St. Yosep Pontianak (Dok. Sr. Maria Seba SFIC/Ilustrasi)

Rabu, 08 Juli 2020

Hos 10:1-3,7-8,12 dan Mat 10:1-7

DALAM situasi bahagia dan makmur, di mana manusia bisa memenuhi kebutuhan sendiri, ada kecenderungan orang melupakan Tuhan. Dan dengan itu, ia juga akan melupakan sesama yang miskin dan bersusah. Kekayaan dan kemakmuran mengganti posisi Allah dalam hidup manusia.

Di tengah situasi inilah, Nabi Hosea mengajak umat untuk mencari Tuhan yang menganugerahkan segala kebaikan itu, dan mensyukurinya.
Kita pun hari ini diajak untuk selalu mencari Tuhan, berserah kepada-Nya dan bersyukur selalu dalam setiap situasi hidup kita.

Hidup para murid dengan Yesus memberi pengalaman yang indah. Pengalaman hidup dengan Yesus, mesti dilanjutkan para murid kepada orang lain.

Panggilan untuk hidup bersama Yesus tidak bisa dilepaspisahkan dari perutusan. Yesus mempercayakan perutusan kepada para murid: “Pergilah dan wartakanlah, Kerajaan Surga sudah dekat” (Mat 10:7).

Pada awalnya, pewartaan itu hanya terjadi di kalangan terbatas, bangsa sendiri. Tapi kemudian timbul kesadaran, bahwa kebaikan Allah mesti diwartakan kepada segala bangsa dan kegembiraan karena kehadiran Allah mesti dirasakan oleh banyak orang.

Seperti perutusan para rasul, kita semua juga diajak untuk hidup dalam persekutuan dengan Yesus dan diutus mewartakan kehadiran Kerajaan Allah kepada sesama.

Hidup bersama Yesus berarti hidup dalam kasih. Bila kita sanggup mengasihi, maka kita hidup dalam kegembiraan bersama Yesus dan sesama. Dan sukacita ini mesti diwartakan.

Tugas kita para murid Yesus saat ini adalah mewartakan kasih dan kebaikan Tuhan melalui kata dan tindakan kita. Pengalaman sukacita bersama Kristus mesti diwartakan kepada sesama

. Itulah tugas kita. Semoga kita sungguh melaksanakan tugas perutusan dengan penuh sukacita dan kesetiaan. Amen.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here