Kamis, 17 Juni 2021
2Kor.11:1-11; Mzm.111:1-2.3-4.7-8; Mat.6:7-15.
“SEMUA ini diawali oleh peristiwa berdarah pada tahun 1998,” kata seorang bapak mengawali syeringnya.
“Pada waktu itu, kami sebagai keluarga kecil. Dengan tiga anak yang masih kecil-kecil hidup penuh kebahagian. Usaha lancar dan semuanya serba tercukupi,” tuturnya.
“Namun sore itu, bencana datang tiba-tiba. Orang-orang yang tidak kami kenal menjarah, merusak dan membakar toko serta rumah sepanjang jalan utama termasuk toko dan rumah kami,” lanjutnya.
“Saya hanya memikirkan keselamatan isteri dan anak-anakku. Kami lari ke rumah penduduk setempat yang menampung dan melindungi kami,” tuturnya dengan sedih.
“Toko dan rumah kami, ludes dimakan api, tinggal tembok hitam dan barang-barang yang hangus,” kenangnya.
“Saat-saat itu menjadi saat yang paling berat bagi kami. Khususnya isteri dan anak-anak kami,” kenangnya.
“Air mata ini jatuh tak tertahan, ketika kami melihat dari jauh rumah dan tempat usaha kami yang hancur,” tuturnya.
“Kata-kata doa yang ingin kami doakan kadang terhenti jika ingat keganasan dan teriakan orang yang kalap dan beringas, namun dalam hati kami tak henti-hentinya mendoakan Doa Bapa Kami,” katanya.
“Kami minta supaya bisa aman, bisa makan setiap hari, bisa mengampuni orang-orang yang telah bertindak anarki,” katanya
“Sebulan kemudian, kami baru bisa datang ke bekas rumah kami, pada saat itu saya langsung menuju brangkas yang hangus dan sudah terbuka dengan paksa, semua isinya musnah. Namun ketika saya mau berjalan pergi, di dekat tapak kakiku saya temukan cicin kawin kami berdua, yang tercecer dari jarahan,” tuturnya.
“Temuan cicin itu memberi makna dan kekuatan yang paling hebat untukku dan isteriku. Semua bisa hilang tetapi cinta kami akan tetap abadi, kami percaya dengan kekuatan cinta, kami bisa bangkit dari kehancuran itu,” katanya mantap
“Kini setelah 23 tahun berlalu kami sungguh percaya bahwa Tuhan tidak hanya memulihkan keadaan ekonomi kami. Tetapi juga membimbing kami dengan cinta-Nya supaya kami menjadi pribadi yang bahagia dengan kemampuan mengampuni mereka yang bersalah pada kami,” tuturnya.
Kuasa doa itu menjangkau masa depan yang tidak kita ketahui, namun juga menata dan meluruskan kenangan salah dan luka-luka masa laku.
Yakinkah aku dengan kekuatan Doa Bapa Kami?
Ya saya percaya dengan sepenuh hati doa bapa kami adalah doa yang sungguh Kudus dari empunya kerajaan Surga-Allah sendiri, melalui Allah yang memanusiakan dirinya dalam wujud Yesus, maka menurut pengalam iman pribadi saya sebagai seorang Kristen Katolik, doa bapa kami itu sungguh nyata dan membumi dalam diri kita sebagai manusia. Amin