Puncta 09.07.22
Sabtu Biasa XIV
Matius 10: 24-33
KOLONEL Javert diangkat sebagai inspektur polisi di kota Vigo. Ia dipindahtugaskan dari Paris ke kota kecil itu sebagai kepala kepolisian. Jadi semacam kapolres di suatu kota kabupaten.
Ia mengajukan proposal kepada pusat untuk mendata seluruh penduduk Vigo.
Ia bermaksud mengetahui para pendatang dengan segala latar belakangnya.
Perkembangan kota yang sangat cepat di bawah pemerintahan Monsieur Madeleine mengakibatkan migrasi penduduk ke kota.
Sebetulnya Javert hanya ingin menyelidiki siapa Monsieur Madeleine sebenarnya. Ia merasa yakin bahwa Madeleine adalah Jean Valjean, narapidana yang lama menghilang.
Ia terus mencari bukti-bukti bahwa Madeleine sesungguhnya adalah Jean Valjean.
Baginya kebaikan, kedermawanan, kemurahan hati, kesuksesan tidak bisa menutupi kejahatan. Sekali orang berlaku jahat, tidak mungkin berubah.
Javert menjebak Madeleine dengan mengajukan Valjean palsu di pengadilan.
Madeleine berada di persimpangan jalan. Jika ia diam, orang lain yang tidak bersalah akan dihukum.
Kalau dia mengaku, maka terbukalah penyamarannya.
Ia ingat akan nasihat uskup yang telah menyelamatkannya. Ia telah berjanji mau menjadi manusia baru yang lebih baik.
Dengan berani dia mendatangi hakim pengadilan dan mengaku bahwa dialah Jean Valjean yang sebenarnya.
Itulah sepenggal kisah dalam Les Miserables.
Yesus berkata, “Janganlah kamu takut terhadap mereka, karena tidak ada sesuatu pun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui.”
Di zaman modern ini jejak digital sangat mudah dibuka dan diketahui. Apa saja yang ditulis, direkam, diunggah di media sosial pada saatnya nanti akan dibuka dan muncul kembali.
Di Facebook sering muncul foto, status, tulisan atau peristiwa yang dulu kita simpan bertahun-tahun.
Apa yang tertutup akan dibuka dan apa yang tersembunyi akan mudah diketahui.
Yesus mengajak para murid-Nya untuk tidak takut mewartakan kejujuran dan kebaikan.
Tugas itu akan menghadapi ancaman dan kesulitan. Tetapi janganlah takut. Hidup kita ada dalam perlindungan-Nya, bahkan rambut di kepala kita sudah terhitung semuanya.
Kita lebih berharga daripada ciptaan Tuhan yang lainnya. Semuanya sudah diperhitungkan Tuhan.
Tugas utama kita adalah mewartakan keutamaan dan nilai-nilai Injili. Oleh karena itu, “Janganlah takut, Aku menyertaimu sampai akhir zaman.”
Naik sepur ke Pulau Bali
Hidup jujur jangan ditutup-tutupi.
Cawas, jangan takut….