Selasa, 9 Juni 2020
1Raj 17:7-16 dan Mat 5:13-16
PENYELENGGARAAN Tuhan itu tak terselami oleh pikiran manusia. Kita merasa aman dan nyaman, kalau ada yang sudah tersimpan sebagai cadangan, baik berupa uang di bank maupun makanan di lumbung.
Tapi bagi Tuhan yang mencipta segala sesuatu, Tuhan menggerakkan segala sesuatu, saat itu, apa yang tepat sesuai kebutuhan saat itu.
Tuhan akan mencukupi kebutuhan manusia sesuai apa yang dijanjikan-Nya: “Tepung dalam tempayan itu takkan habis dan minyak dalam buli-buli itu pun takkan berkurang sampai tiba waktunyaTuhan menurunkan hujan ke bumi.”
Jaminan dari Tuhan tak akan pernah meleset dan berkurang. Tuhan berkuasa menentukan dan memberikan rahmat kepada orang yang dikehendaki-Nya. Kita mesti bersyukur karena dirahmati dengan bakat dan kemampuan.
Rahmat yang kita terima itu, mesti dipergunakan sebagaimana mestinya, demi kebaikan bersama, saling membantu demi membangun dunia.
Seperti minyak dalam buli-buli tak berkurang, akal budi dan kemampuan dipakai semaksimal mungkin demi kebaikan bersama.
Yesus menegaskan peran para murid sebagai garam dan terang bagi dunia. Seperti garam, para murid terlebur dalam dunia dan berfungsi membuat dunia ini menjadi enak untuk dihuni, dan kehidupan ini menjadi awet dan enak untuk dinikmati.
Di tengah kegelapan hidup ini, para murid mesti tampil sebagai cahaya. Seperti kepada nabi Yesaya Tuhan bersabda: “Terlalu sedikit bagimu hanya untuk menjadi hamba-Ku. Tetapi Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa” (Yes 49:6).
Hidup para murid mesti menampilkan hidup Yesus sebagai Cahaya Dunia, melalui sikap dan tindakan kita.
Kamu adalah cahaya dunia, demikian firman Tuhan Yesus. Bukan soal besar atau kecilnya cahaya, tapi murid Yesus harus jadi pelita bernyala, biar sedikit redup, asalkan ada di atas kaki dian untuk menerangi semua orang.
Semoga.