Selasa, 9 Februari 2016
Pekan Biasa V
1Raj 8:22-23.27-30; Mzm 84:3.4.5.10.11; Mrk 7:1-13
Jawab Yesus kepada mereka, “Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.”
DALAM Injil hari ini kita berjumpa dengan Yesus Kristus yang mengajar kita untuk menjadi penyembah Allah yang sejati. Kita dipanggil untuk memuliakan Allah tidak hanya dengan bibir, melainkan dengan segenap hati kita yang dekat dengan-Nya.
Kita harus mempersembahkan kepada Allah sikap sembah sujud yang benar. Kenyataannya, penyembahan sejati dimulai dari kerendahan hati dengan menyadari bahwa semua kebaikan kita berasal dari Allah.
Yesus mengkritik orang Farisi yang tidak menyembah Allah secara benar, sebab mereka menyembah diri sendiri dengan mengandalkan bakat dan kemampuan sendiri daripada kebaikan yang berasal dari Allah. Mereka menggunakan bakat dan kemampuan mereka tidak untuk memuliakan Allah melainkan untuk memuliakan diri sendiri,
Dalam Adorasi Ekaristi Abadi kita belajar mempersembahkan kepada Allah penyembahan yang sejati, dengan menempatkan Allah di atas semua yang lain. Di sana kita menyembah Allah tidak dengan bibir tetapi dengan segenap hati kita.
Tuhan Yesus Kristus, bawalah kami dekat pada-Mu. Singkirkan dari kami semua yang menjauhkan kami dari pada-Mu. Anugerahilah kami segala sesuatu yang mendekatkan kami pada-Mu. Semoga kami menggunakan segala yang kami miliki untuk mengasihi Dikau, sumber segala kebaikan, dan melayani sesama kini dan selamanya. Amin.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)