Penyesalan

0
416 views

“Lalu orang itu pergi ke anak yang kedua dan berkata demikian juga. Dan anak itu menjawab, ‘Tidak mau!’ Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga.” (Mat 21,30)

BEBERAPA hari yang lalu, DI, tersangka penyebar ujaran kebencian dan penghinaan telah menyampaikan permohonan maaf dan penyesalan mendalam. DI telah menggunggah kata-kata yang tidak pantas di media sosial IG terhadap Ibu Negara dan juga terhadap Presiden. Penyesalan dan permohonan maaf itu disampaikan DI di Mapolrestabes Bandung. Meskipun tersangka sudah menyesal dan minta maaf, proses hukum tetap berjalan.

DI merupakan salah satu dari sekian banyak orang yang pernah menyesal. Penyesalan sering terjadi pada semua orang, entah anak-anak, remaja, orang muda, orang dewasa, laki-laki dan perempuan, pejabat dan rakyat biasa. Penyesalan bisa diungkapkan secara lisan lewat kata-kata dan didengarkan orang lain maupun diungkapkan secara tertulis dalam media cetak atau media sosial, agar banyak orang membacanya.

Penyesalan selalu terjadi setelah orang sadar sepenuhnya bahwa dirinya telah salah dan keliru di dalam membuat keputusan, dalam berkata-kata, bersikap, berperilaku dan berbuat sesuatu. Anak kedua menyesal karena dia telah menolak tawaran ayahnya untuk bekerja di kebun anggur. Banyak orang sering begitu mudah dan cepat dalam mengambil keputusan, tanpa membuat pertimbangan matang; dalam berucap atau berkata-kata, tanpa dipikirkan masak-masak; dalam bersikap atau berperilaku secara emosional, tanpa memikirkan akibat yang muncul; dalam berbuat atau bertindak tanpa mempertimbangkan aturan atau ketentuan yang ada. Bahkan sementara orang berprinsip, “Hantam dulu, urusan belakangan.”

Penyesalan sering terjadi, setelah orang melihat kerugian atau akibat buruk yang ditimbulkan dari kata-kata, sikap, perilaku atau perbuatan yang telah dilakukan. Tindakan atau perbuatan iseng, main-main, tidak serius atau sekedar untuk menyenangkan orang lain, sering kali bisa berakibat fatal, entah bagi dirinya sendiri atau bagi orang lain.

Penyesalan merupakan sikap hidup yang perlu dibangun terus menerus, mengingat kelemahan dan kekurangan, keterbatasan dan ketidaksempurnaan manusia, sehingga selalu jatuh pada kekeliruan atau kesalahan. Penyesalan tidak hanya terbatas pada rasa “gelo dan getun”, tetapi juga berkaitan dengan kesediaan untuk memikirkan dan meninjau kembali berbagai macam keputusan yang telah dibuat; mengurungkan kembali berbagai niat dan kehendak yang tidak baik dan tidak benar; mmeninggalkan prinsip-prinsip hidup yang sempit dan aksklusif serta terbuka terhadap pemikiran yang lebih luas dan kaya dalam banyak aspek.

Dalam peristiwa dan pengalaman apa saja saya pernah menyesali hal-hal yang saya: pikirkan, kehendaki, ucapkan, lakukan dan perbuat? Apa yang membuat saya menyesali semua itu? Berkah Dalem.

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here