Peraih Nobel Perdamaian 2004 Tutup Usia

0
778 views

GAJAH mati meninggalkan belalai, sementara manusia terhormat menyisakan kisah harum mewangi. Boleh dibilang, kiasan ini cocok untuk mengenang Mrs. Wangarai Maathai, perempuan Kenya peraih Hadiah Nobel Perdamaian tahun 2004, yang hari ini resmi diberitakan meninggal dunia pada usia 71 tahun.

Mrs. Maathai layak dikenang, lantaran dia menjadi pionir perempuan Afrika pertama yang menyabet gelar terhormat di dunia ini: Nobel Perdamaian. Jasanya terukir dengan tinta emas, ketika semasa hidupnya almarhum aktif memperjuangkan hak-hak perempuan dan mengkampanyekan clean governance.

Sempat menjadi anggota parlemen dan beberapa waktu lamanya menjadi anggota kabinet di Kenya, Mrs. Maathai meninggal karena sakit kanker. Dari tangan almarhumlah, lahirlah the Breen Belt Movement, sebuah gerakan penanaman pohon untuk menghijaukan kembali daratan Afrika.

Dunia internasional melalui Komite Nobel melirik eksistensi Prof. Mrs. Maathai, ketika perempuan Kenya ini tak urung berhenti berteriak melawan gerakan massif pembabatan hutan di Kenya sepanjang tahun 1980-1990. Terhadap gerakan ini, niat Prof. Maathai hanya satu: menuju kehidupan yang lebih baik.

Atas perjuanganya tiada henti inilah, Prof. Maathai sempat meringkuk di balik jeruji besi ketika rezim Presiden Daniel Arap Moi berkuasa di Kenya.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here