PERAYAAN ulang tahun se-abad Seminari Menengah St. Petrus Kanisius Mertoyudan di Magelang, Jawa Tengah mencapai puncaknya dalam ekaristi meriah yang dihadiri lebih dari 4000 umat, dengan 19 konselebran, 9 diantaranya para uskup alumni Seminari Mertoyudan pada hari Sabtu pagi, 2 Juni 2012.
Panas terik tak menyurutkan semangat umat untuk duduk beralas koran di antara pohon-pohon dan lapangan depan Seminari.
Ekaristi yang dipimpin oleh Uskup Agung Semarang Monsinyur Pujasumarta, Pr mengambil tema, Duc in Altum (bertolaklah ke tempat yang dalam).
Tema itu mengacu kisah dalam Kitab Suci ketika Yesus menyuruh Petrus beserta murid yang lain untuk mendayung perahu mereka ke tempat yang lebih dalam dan menebarkan jala
Hampir seluruh hiasan di sekitar altar di depan Kapel Besar Seminari berusaha menghadirkan suasana perahu, lengkap dengan tiang layar dan jala.
Dalam homilinya Mgr Puja mengajak umat mengenang sejarah umat Katolik perdana di Pulau Jawa ketika Romo Van Lith, SJ memulai misi dengan menjala ‘dua ikan’ yang di kemudian hari menjadi cikal bakal umat Katolik di Indonesia.
“Kita menyaksikan setelah ‘dua ikan’ itu, Gereja telah berkali-kali melemparkan jala dan memperoleh ikan yang berlimpah,” ujar Mgr Puja.
“Saking berlimpahnya ikan membuat jala itu menjadi koyak. Sekian lama jala itu koyak dan tak diperbaiki. Marilah kita memperbaiki jala yang koyak itu sehingga lebih banyak lagi ikan yang bisa kita peroleh,” kata Mgr Puja.
Perayaan ekaristi dimeriahkan dengan iringan orkestra dan kor dari para seminaris yang dipimpin langsung oleh pengajar musik veteran Romo Riawinarta, Pr.
Lagu “Gereja Bagai Bahtera” yang dinyanyikan dengan apik dan megah oleh para seminaris, menyempurnakan perayaan syukur para ‘Nelayan Tuhan’ menanggapi ajakan untuk: memperbaiki jala dan bertolak ke tempat yang dalam, duc in altum.