Perayaan Hari Anak Misioner 2025 di Gunung Kidul: Anak dan Remaja Siap Bermisi di Medsos

0
1 views
Perayaan Hari Anak Misioner (HAM) 2025 berlangsung di Gereja Katolik Santo Petrus Kanisius Wonosari, Gunungkidul, dengan tema "Aku Siap Bermisi di Media Sosial", Minggu, 12 Januari 2025, (Panitia)

KEMAJUAN teknologi yang pesat telah membawa perubahan besar dalam cara informasi dan komunikasi disampaikan. Gereja menghadapi tantangan untuk memanfaatkan perkembangan teknologi ini guna melaksanakan Amanat Agung Tuhan Yesus, yaitu mewartakan kabar gembira-Nya. Anak-anak dan remaja, terutama generasi Z dan Alpha yang tumbuh di era digital, menjadi kelompok yang sangat terpengaruh oleh perkembangan ini.

Hari Minggu, 12 Januari 2025, Perayaan Hari Anak Misioner (HAM) 2025 berlangsung di Gereja Katolik Santo Petrus Kanisius Wonosari, Gunungkidul, dengan tema “Aku Siap Bermisi di Media Sosial”. Acara ini dihadiri oleh 982 peserta yang terdiri atas anak-anak, remaja, dan pendamping dari 19 paroki di Kevikepan Yogyakarta Timur.

Perayaan Ekaristi yang menjadi puncak acara HAM dipimpin secara konselebrasi oleh Romo Andrianus Maradiyo Pr.

Dalam kesempatan tersebut, Romo Fransiskus Yunarvian Dwi Putranto Pr, selaku Direktur Diosesan KKI-KAS, menyampaikan apresiasinya terhadap acara ini.

Ia menilai bahwa tema HAM 2025 sangat kontekstual, selaras dengan tema nasional “Peziarah Harapan dari Hati ke Hati”, dan menjadi momentum penting untuk memperkuat pendampingan bagi anak dan remaja di Kevikepan Yogyakarta Timur.

Persiapan panjang dan semangat misi

Menurut Romo Benediktus Danarto Agung Wibowo Pr, Ketua Komisi Karya Misioner Kevikepan Yogyakarta Timur, persiapan acara ini memakan waktu sekitar 10 bulan; dimulai sejak Maret 2024. Dengan jumlah peserta yang cukup besar, perayaan ini menjadi salah satu yang paling meriah.

Melalui semangat 2D2K (Doa, Derma, Kurban, Kesaksian), para peserta juga menggalang dana untuk korban bencana Gunung Lewotobi di Nusa Tenggara Timur. Dana yang terkumpul disalurkan melalui Karina KAS sebagai wujud solidaritas anak-anak dan remaja Kevikepan Yogyakarta Timur.

Romo Danarto menekankan pentingnya penggunaan media sosial sebagai sarana misi. Anak-anak dan remaja diajak untuk mewartakan sabda Tuhan dengan bijak melalui media sosial, menggunakan bahasa yang baik dan positif.

Ekaristi Perayaan Hari Anak-anak Misioner di Gereja Santo Petrus Canisius Paroki Wonosari, Gunung Kidul, DIY. (Panitia)

Membangun persaudaraan dan inovasi

Vikep Kevikepan Yogyakarta Timur Romo Andrianus Maradiyo Pr menilai perayaan ini sebagai ajang yang menarik dan semarak. Ia berharap kegiatan ini semakin mempererat persaudaraan di antara para peserta serta memperkaya materi pendampingan bagi anak-anak di paroki masing-masing.

Ia juga mendorong para pendamping PIA dan PIR untuk semakin semangat, kreatif, dan inovatif dalam mendampingi generasi muda dengan memanfaatkan teknologi terkini.

Sementara, Pastor Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari Romo Norbertus Sukarno Siwi Pr mengungkapkan rasa syukurnya atas kelancaran acara meskipun cuaca kurang mendukung. Ia berharap perayaan serupa dapat terus dilanjutkan dengan pendekatan dan metode yang lebih segar untuk mendukung pertumbuhan iman anak-anak.

Acara diskusi mewaranai perayaan Hari Raya Anak-anak Misioner di Gereja Santo Petrus Canisius Paroki Wonosari, Gunung Kidul, DIY. (Panitia)
Semua ikut terlibat dan mengalami sukacita bersama dalam kegiatan Perayaan Hari Anak-anak Misioner di Gereja St. Petrus Canisius Paroki Wonosari, Gunung Kidul, DIY. (Panitia)

Misi di era digital

Dalam dunia yang semakin digital, Gereja diharapkan mampu menjangkau anak dan remaja dengan bahasa serta pendekatan yang sesuai dengan perkembangan zaman. Media sosial menjadi alat yang sangat efektif dalam mendukung pelaksanaan misi gereja.

Harapannya, anak-anak dan remaja dapat menggunakan media sosial dengan bijaksana untuk mewartakan kabar gembira Tuhan, membawa semangat positif, dan menjadi saksi iman di tengah masyarakat.

Perayaan Hari Anak Misioner 2025 menjadi tonggak penting dalam menggerakkan generasi muda untuk berperan aktif dalam misi gereja, memanfaatkan teknologi sebagai sarana mewartakan cinta kasih Tuhan kepada dunia.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here