Perayaan Sederhana 125 Tahun Kongregasi MSF di Malang

0
1,071 views
Peringatan sederhana HUT 125 tahun Kongregasi MSF di Skolastikat MSF Malang. (Laurensius Suryono)

TIADA tenda tambahan berdiri di depan rumah, tiada karangan bunga ucapan selamat HUT juga tidak ada kartu undangan yang beredar.

Tamu undangan yang berseliweran juga tak tampak seperti biasa kalau ada hajatan, semua kelihatan biasa-biasa saja pada siang hari yang terik di Biara Sacra Familia Skolastikat MSF Kalimantan di Malang pada Minggu 27 September 2020.

Walau demikian di dalam Kapel Biara ada 22 Frater MSF sudah rapi dengan jubah putihnya siap dan semangat untuk mengikuti Perayaan Ekaristi Hari Ulang Tahun ke-125 Kongregasi Misionaris Sacra Familia.

Perayaan Ekaristi HUT MSF yang dimajukan sehari pada hari minggu ini juga dipersembahkan sendiri oleh Rektor Skolastikat MSF Provinsi Kalimantan di Malang Romo Timotius I Ketut Adi Hardana MSF.

Sepi? Tidak. Semua frater gembira menyambut HUT Kongregasi MSF mereka tetap menyanyikan lagu-lagu pujian dengan baik dengan iringan organ, dan istimewanya lagu pembuka Misa “Misionaris Bukit La Salette” yang berisi pesan tentang kehidupan Pater Jean Berthier pendiri Kongregasi MSF.

Misa dipimpin oleh Rektor Skolastikat MSF Malang: Romo Ketut MSF.

Lagu penutup “Missionarios da Sagrada Familia” tentang iman yang bertumbuh di tanah misi, keduanya digubah untuk komunitas Kongregasi MSF oleh A. Garin MSF.

Kegembiraan para frater dalam menyambut HUT kali ini juga diwarnai dengan aneka lomba yang sudah dilaksanakan pada beberapa hari sebelumnya antara lain: musikalisasi puisi, membaca syair, membuat film pendek, serta membuat gambar design yang akan dicetak pada kaos.

Frater Bilung MSF yang sekarang sedang belajar pada program magister di STFT Widya Sasana Malang menyampaikan sejarah singkat berdirinya Kongregasi MSF sbb.

Kongregasi MSF didirikan pada tanggal 28 September 1895 di , Negeri Belanda dan mendapat pengakuan resmi sebagai Kongregasi Kepausan pada tahun 1911. Pendiri Kongregasi MSF adalah Pater Jean Berthier MS seorang anggota Kongregasi Maria La Salette di Perancis.

Pater Berthier amat terkesan oleh oleh Sabda Yesus, “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.” (Mat.9:37-38)

Misa sederhana peringati 125 tahun berdirinya Kongregasi mam Misionaris Keluarga Kudus (MSF) di Malang.

Sabda Tuhan inilah yang mendorongnya mendirikan Kongregasi baru, Kongregasi MSF bersifat internasional, kini berkarya di benua Eropa, Amerika, Asia dan Afrika.

Sebagai Misionaris di Gunung La Salette, Pater Jean Berthier MSF sering kewalahan melayani peziarah yang berziarah ke Gunung La Salette, tempat Bunda Maria menampakkan diri kepada dua gembala sederhana, Maximin Giraud dan Melanie Calvat. 

Sementara itu, ia melihat banyaknya orang muda yang ingin menjadi imam dan biarawan, tetapi karena berasal dari keluarga miskin dan usia yang dianggap terlalu tua (14-30 tahun) untuk masuk seminari mereka tidak bisa mewujudkan cita-cita untuk menjadi imam dan biarawan.

Kedua hal inilah yang mendorong Pater Jean Berthier MS mendirikan Kongregasi MSF untuk menampung orang-orang muda yang ingin menjadi misionaris.

Panggilan untuk mendirikan Kongregasi MSF terjadi di atas Gunung La Salette Perancis, tetapi karena situasi politik yang sulit maka rumah pertama MSF didirikan di kota kecil Grave Belanda. Rumah induk pertama adalah suatu komplek bekas tangsi militer.

Tarekat ini meneladan Keluarga Kudus Nazareth dan diletakkan dalam perlindungan Bunda Maria Pendamai. Di Grave inilah tunas-tunas perdana MSF dididik dan kemudian menyebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia.

MSF Di Indonesia

Mula-mula ada dua imam MSF yakni Pater F. Groot, dan Pater V.d. Lindern dan seorang Bruder Egidius Stoffels datang ke Laham sebuah desa terpencil di pinggir Sungai Mahakam pada 27 Februari 1926. Kampung Laham masuk wilayah administrasi  Kecamatan Laham, Kabupaten Mahakam Ulu, Propinsi Kalimantan Timur.

Enam tahun kemudian tepatnya tanggal 26 Februari 1932 tiga imam MSF tiba di Semarang, Jawa Tengah.

Sekarang karya MSF di Indonesia diatur dalam dua provinsi yakni Provinsi Jawa dan Provinsi Kalimantan.

Provinsi Jawa di Keuskupan Agung Semarang, Keuskupan Agung Jakarta, Keuskupan Tanjung Selor, Pangkalpinang, Tanjung Karang, Larantuka.

Provinsi Kalimantan di Keuskupan: Banjarmasin, Palangka Raya, Samarinda, Atambua, dan Novaliches-Manila, serta Komisi Keluarga Keuskupan Malang.

Kredit foto: L. Suryono

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here