PANENAN pertama dari Skolastikat MSF Biara Sacra Familia Malang akhirnya datang juga dengan ditahbiskannya Pastor Sonitus Garsa Bambang MSF pada Selasa 1 Mei 2018 di Banjarbaru, Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Namun misa perdana baru dilaksanakan pada Senin, 16 Juli 2018 di Malang yang dihadiri oleh para konfrater MSF, para suster ALMA, beberapa umat dari Paroki Tidar Malang dan imam pendamping Romo Johanes Marharsono MSF, Rektor Skolastikat MSF Malang.
Nyaris ketinggalan kereta
Dalam homilinya ‘Romo Soni’ demikian biasa dipanggil menceritakan proses panggilannya setelah lulus SMA. Teman-temannya sudah berangkat kuliah, bahkan ada yang sudah berangkat ke Jawa atau melanjutkan ke seminari tinggi, tetapi dia masih tinggal di rumah. Berkat kepedulian ayahnya, maka dia diingatkan kembali akan benih panggilannya sewaktu masih duduk di bangku SMP/SMA.
Maka berangkatlah berdua dengan tujuan ke Kupang, tapi sang ayah hanya bisa mengantar sampai di Ende, kemudian Romo Soni berangkat sendiri dan untuk pertama kali naik pesawat terbang ke Kupang dengan tujuan ke Biara MSF di Kupang.
Menurut ceritanya, mestinya waktu pendaftaran di seminari MSF sudah tutup tetapi berkat penyelenggaraan Tuhan dia masih bisa diterima untuk kemudian mengikuti pembinaan postulan di Biara Johanicum Banjarbaru Banjarmasin Kalimantan Selatan.
Tak diterima
Ia juga masih ingat, bahwa ketika di SMA Santa Klaus Maumere ada 10 kongregasi yang menawarkan panggilan hidup bakti kepada para siswa SMA Santa Klaus tapi sayang dari semua yang melamar tidak ada seorang pun yang diterima.
Pada bagian yang lain, ia menyampaikan gelombang tahbisan bisa menjadi energi yang luar biasa bagi umat dan perasaan syukur bagi diri dia yang ditahbiskan.
Panggilan menjadi imam berarti harus melepas semua kehendak pribadi karena menjadi murid Tuhan seringkali berseberangan dengan orang lain. Kemuridan itu harus terluka sekaligus menyembuhkan dan dituntut menjadi orang yang setia dengan proses yang mengandalkan Tuhan.
Pesan singkatnya untuk para konfrater MSF di Malang agar mereka terus berproses, jalan Tuhan tidak ada yang mulus.Ia pun bangga dengan jumlah konfrater MSF yang semakin bertambah banyak.
Ia bercerita sewaktu kuliah di STFT Widya Sasana Malang, tempat tinggalnya berpindah-pindah dari Biara SVD kemudian ke rumah di Jalan Esberg, pindah lagi ke rumah Biara Putri Karmel yang ditempati sekarang ini.
Pada doa umat misa perdana kali ini terdengar juga mendoakan Romo Maratmo MSF di Banjarbaru yang sedang sakit namun esok hari Selasa 17 Juli 2018 kita dengar beliau sudah beristirahat dalam damai.
Juga kita dengar doa untuk kelangsungan pembangunan rumah Biara MSF di daerah Tidar semoga pada tahun 2019 pekerjaan pembangunan sudah selesai dan dapat ditempati secara permanen.