Kisah mukjijat penggandaan roti yang diawali dengan sukses besar yang mengagumkan berakhir dengan kegagalan total. Bukan hanya orang-orang Yahudi tidak mau menerima perkataan Yesus, bahkan murid-muridNya pun meninggalkan Dia. Hanya tinggal 12 orang saja yang tetap setia dan percaya kepadaNya.
Orang Yahudi tidak dapat menerima tantangan Yesus bahwa mereka harus percaya dan menerima penyelamatan dari Yesus. Itulah maksud makan daging dan minum darahNya. Mereka tidak mau menerima bahwa Yesus harus menyerahkan hidupNya untuk keselamatan mereka, karena merasa sudah menjadi Bangsa Terpilih; tidak membutuhkan penebusan dari Yesus. Mereka hanya menginginkan mukjijad lagi, dapat roti lagi.
Para murid yang lain, mereka ikut Yesus karena punya harapan dengan mengikuti Dia, mereka akan mendapat kemuliaan. Tetapi melihat sikap Yesus yang keras, mereka merasa tidak bisa berharap banyak. Untuk apa mengikuti orang yang tidak bisa diterima orang banyak?
Ke 12 rasul, diwakili Petrus, menyatakan: “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.” Apakah mereka lebih baik daripada orang Yahudi yang lain? Dari kualitas manusia, mereka tidak lebih baik. Petrus berulang kali disebutkan dalam Injil bahwa ia bertindak salah. Dia pernah disebut ‘setan’ oleh Yesus.
Petrus minta ikut berjalan di atas air, tapi toh waktu itu dikabulkan, dia tetap ragu sehingga mulai tenggelam. Dia omong besar, tapi lari dan menyangkal mengenal Yesus waktu Yesus ditangkap. Jadi apa artinya kalau Petrus bersama 12 murid itu setia dan percaya kepada Yesus?
Kita bandingkan dengan Bacaan I: Waktu keluar dari perbudakan Mesir, di gunung Sinai bangsa Israel sudah menyatakan diri umat Allah yang akan taat dan setia kepada Allah. Tetapi pengalaman 40 tahun di padang gurun menunjukkan bahwa mereka berkali-kali jatuh dalam ketidak percayaan dan ketidak setiaan.
Maka sebelum bangsa Israel memasuki Tanah Terjanji, Yoshua mengumpulkan mereka dan mengajak mereka menegaskan kembali pilihan iman mereka. Dan dari kisah di KSPL kita tahu, bangsa Israel berulang kali masih jatuh dalam ketidak setiaan kepada Allah. Pada saat mereka menjauh dari Allah, mereka menjadi bangsa jajahan bangsa lain.
Pada saat mereka setia, mereka dipulihkan Allah. Dan akhirnya umat Allah dalam Perjanjian Lama habis saat kota Yerusalem dan seluruh penduduk Yehuda dibuang oleh pemerintahan Roma. Para rasul yang lemah, juga berulang kali jatuh dalam ketidak setiaan dan tidak percaya kepada Yesus.
Tetapi perjuangan mereka untuk bertahan, diteruskan oleh Gereja, membuat Umat Allah masih ada sampai sekarang. Jadi yang dapat kita pelajari dari sejarah Bangsa Israel dan Para Rasul yang melahirkan Gereja ialah: kesetiaan kepada Allah dan Tuhan Yesus; mempersatukan dan menumbuhkan Gereja. Ketidak setiaan menghancurkannya.
Saya ingat ada lagu anak-anak: anak ayam turun 10, mati 1 tinggal 9. Lagu itu dapat kita ubah menjadi:
Orang Kristen turun 10, hilang 1 jadi 9. Kenapa hilang? Tidak suka sama pastornya.
Orang Kristen turun 9, hilang 1 jadi 8. Kenapa hilang? Malas bangun hari Minggu.
Orang Kristen turun 8, hilang 1 jadi 7. Kenapa hilang? Tidak mau repot urusan agama.
Orang Kristen turun 7, hilang 1 jadi 6. Kenapa hilang? Koor dan kotbahnya tidak enak.
Orang Kristen turun 6, hilang 1 jadi 5. Kenapa hilang? Malas aktip di gereja.
Orang Kristen turun 5, hilang 1 jadi 4. Kenapa hilang? Tidak perduli pada agama.
Orang Kristen turun 4, hilang 1 jadi 3. Kenapa hilang? Tersinggung di kelompok.
Orang Kristen turun 3, hilang 1 jadi 2. Kenapa hilang? Ikut arus umum lebih mudah.
Orang Kristen turun 2, hilang 1 jadi 1. Kenapa hilang? Bertengkar satu sama lain.
Apakah yang satu ini akan habis? Belum tentu. Dia masih dapat berbuat sesuatu. Lagunya dapat kita ubah lagi menjadi:
Orang Kristen turun 1; ajak doa menjadi 2
Orang Kristen turun 2; ajak teman menjadi 4
Orang Kristen turun 4; saling kasih menjadi 8
Orang Kristen turun 8; ikut Tuhan jadi…. Banyak sekali.
Tuhan Yesus adalah Sabda Hidup yang kekal. Orang yang tidak percaya, tidak mau ikut Dia, maka akan hilang seperti orang Yahudi yang banyak itu. Yang percaya, seperti para Rasul, ikut membangun gereja. Kepada kita, diajukan sekali lagi pilihan dan penegasan: mau ikut menolak dan tidak percaya kepada Kristus? Maka kita akan hilang dan juga menciptakan suasana negatip yang dapat ikut menghancurkan Tubuh Mistik Kristus, yaitu Gereja.
Atau kita mau ikut dan percaya pada Kristus seperti para rasul? Kita bukan hanya diselamatkan, tetapi ikut membangun Gereja menjadi tak terhingga. Semoga. Amin.
MINGGU BIASA 21, B; 26 Agustus 2012
Yos. 24:1-2a.15-17.18b; Ef. 5:21-32; Yoh. 6:60-69
MENGEMBANGKAN KEUTAMAAN BERSAMA YESUS
Yesus pokok dan kita carang-carangnya atau ranting-rantingnya. Kita hanya dapat hidup, berkembang, dan berbuah kalau kita menyatu dengan-Nya.Ini prinsip yang harus dihayati oleh setiap orang kristen.Beberapa perwujudannya ialah dengan seringkali-selalu membaca Injil, yang adalah Sabda dan Hidup Yesus sendiri, yang adalah Roh dan kekuatan, Roh dan Hidup; lainnya doa dengan mengundang Tuhan dengan melafalkan: Maranatha! Datanglah Tuhan! secara terus menerus. Jika Tuhan kita undang, pasti hadir dan menyatu dengan kita; dan sering-selalu menerima Sakramen Ekaristi. Dengan menerima Sakramen Ekaristi, kita menerima dan menyantap Tubuh dan Darah Kristus dan dengan demikian Tuhan masuk-menyatu dalam roh, jiwa, dan raga kita.Membaca Injil, doa, menerima komuni, adalah keutamaan-keutamaan hidup. Keutamaan lain yang sebaiknya dan seharusnya diusahakan oleh setiap orang kristen adalah puasa, berderma/melakukan amal kasih, bersikap adil, dan setia. Selain itu yaitu hidup suci, sehat, bijak, berpengetahuan, sabar, rendah hati, dan bersikap takut akan Tuhan. Takut akan Tuhan,lebih bermakna hidup baik dan benar,tidak mengikuti godaan dan tidak jatuh dalam perilaku hidup dosa. Kalau keutamaan-keutamaan ini kita biasakan dalam hidup sehari-hari, tentu akan banyak orang di sekitar kita akan berpaling pada Tuhan Yesus, mengikuti, dan menyembah-Nya. Paling tidak kita umat kristen akan hidup berdampingan secara damai sejahtera, bersama-sama saudara-saudara yang lain yang plural sifatnya. Tuhan membantu dan memberkatian segala niat baik kita.Bisa jadi yang ikut Tuhan Yesus akan menjadi banyak sekali, seperti kata Rm. Hans.