Percaya pada Saksi Pertama

0
220 views
Melihat Tuhan Maria Magdalena dan perempuan lain di makam Yesus, by James Tissot.

Puncta 13.04.23
Kamis Oktaf Paskah
Lukas 24: 35-48

SAYA sering melayani Ekaristi dengan ujub “memule” mendoakan arwah orang yang sudah meninggal. Di Cawas, umat senang sekali dengan misa memule. Ada peringatan 7 hari, 40 hari, 100 hari, satu tahun dan seribu hari.

Asal tidak ada jadwal tabrakan, saya akan layani.

Saking banyaknya misa memule, saya kadang mengalami kesulitan cari bahan kotbah tentang kematian. Dunia orang mati adalah sesuatu yang gelap bagi kita, karena tidak punya pengalaman akan kematian.

Saya belum pernah mengalaminya.

Tetapi Cak Lontong pelawak yang cerdas itu pernah mengatakan, “Pengalaman orang atau siapa pun adalah guru yang terbaik.”

Dengan melihat atau mendengar pengalaman orang lain, kita tidak harus mempunyai pengalaman sendiri.

Untuk tahu bahwa jatuh itu sakit, kita tidak perlu mengalami jatuh dulu. Dengan melihat orang merintih karena jatuh, kita sudah bisa memahami bahwa jatuh itu sakit.

Demikian juga kita tidak perlu mati dulu untuk mengetahui bahwa ada kehidupan sesudah kematian. Mendengar kesaksian orang lain tentang kebangkitan Yesus, kita bisa mempercayai bahwa Dia sungguh hidup.

Pada awalnya para murid juga ragu-ragu bahwa Yesus bangkit. Bahkan mereka mengira melihat hantu. Tetapi Yesus membuktikan bahwa Dia bukan hantu.

“Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku; Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku.”

Hantu makan bunga dan kemenyan. Tetapi Yesus justru makan sepotong ikan goreng di depan mereka. Hal ini dilakukan untuk membuktikan bahwa Dia benar-benar hidup dari kematian.

Untuk itu mereka diutus memberitahukan kepada semua bangsa warta kebangkitan ini mulai dari Yerusalem. “Kamu adalah saksi dari semua ini.”

Kitab Suci adalah kesaksian iman. Yesus hidup dalam sejarah. Para murid menuliskan pengalaman iman ini dan kita bisa membacanya.

Kita tidak harus mengalami peristiwa Yesus, tetapi kita bisa mempercayainya dengan membaca Kitab Suci, buku tentang kesaksian iman.

Pengalaman orang lain yakni para saksi pertama sudah mewartakan bahwa Yesus sungguh hidup. Dengan mengetahui pengalaman mereka, kita menjadi percaya. Dan dengan percaya, kita juga diajak menjadi saksi-Nya.

Yakinkah anda bahwa Tuhan sungguh hidup di dalam diri kita? Sebagai konsekwensinya, kita diutus untuk menjadi saksi-Nya ke seluruh dunia.

Jalan santai di kota Jogjakarta,
Membeli gudeg telurnya lima.
Berbahagialah orang yang percaya,
Menjadi saksi-Nya ke seluruh dunia.

Cawas, menjadi saksi-Nya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here