Minggu Prapaskah III, 3 Maret 2024
Bacaan Injil: Yoh 2:13-25
“Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku” (Yoh 2: 17)
Saudari/a ku ytk.,
DALAM bahasa Latin ada ungkapan, “suaviter in modo, fortiter in re”. Lembut dalam gaya penyampaian, tegas dalam tindakan. Seorang pemimpin atau pendidik diharapkan bisa menghayati ungkapan itu. Ketegasan dalam prinsip itu sangat penting dalam hidup bersama.
Seorang pemimpin atau pendidik harus bisa membawa orang-orang yang dipimpinnya pada nilai dan arah yang jelas. Gaya penyampaiannya pun diharapkan lembut, humanis dan penuh kehangatan. Hal ini tidak mudah. Tetapi perlu diperjuangkan terus-menerus.
Bacaan Injil hari Minggu Prapaskah III ini mengisahkan bagaimana Tuhan Yesus bersikap tegas dalam memperjuangkan prinsip “Bait Allah adalah rumah doa, bukan rumah jualan atau sarang penyamun”. Dia mengkritik sikap para pemimpin agama Yahudi dan para pedagang di Bait Allah.
Yesus mengkritik dan marah atas penyalahgunaan Bait Allah. Bait Allah yang seharusnya menjadi tempat orang beribadah kepada Allah, justru menjadi sarang penyamun (versi Injil Matius) atau rumah jualan (versi Injil Yohanes).
Bait Allah dijadikan ajang komersialisme. Mereka kongkalikong (bekerjasama) dengan pemimpin agama Yahudi mengadakan jual beli binatang kurban (merpati, kambing-domba dan lembu), penukar uang.
Harga binatang korban dinaikan berlipat-lipat. Bait Allah menjadi tempat mengeruk keuntungan pribadi dan menyengsarakan umat yang mau beribadah. Para pemimpin agama Yahudi mengubah keheningan tempat ibadah menjadi hiruk- pikuk pasar.
Atas sikap tegas dan kritisnya itu, Yesus dibenci dan tidak disukai oleh pemimpin agama Yahudi. Hal ini tidak menyurutkan komitmen Yesus untuk menyuarakan kritik kenabian demi kebaikan bersama.
Pertanyaan refleksinya, Seberapa tegas Anda mengkritik ketidakberesan di sekitar Anda? Apakah Anda sudah menjadikan gereja sebagai rumah doa? Bagaimana sikap Anda untuk menumbuhkan merasa ‘handarbeni’ (memiliki) gereja paroki Anda? Berkah Dalem dan Salam Teplok dari Bujang Semar (Bumi Jangli Semarang).# Y. Gunawan, Pr.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)