Hari Raya Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda
Jumat, 8 Desember 2017
Bacaan : Lukas 1:26-38
“Kata Malaikat Gabriel itu kepada Maria: ‘Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah” (Luk 1:30)
Saudari/a ku ytk.,
SAAT menulis tesis licenciat/magister teologi di Kentungan waktu itu, saya mengupas kepemimpinan Mgr. Ignatius Suharyo saat menjadi Uskup Agung Semarang (1997-2009). Dalam salah satu point kepemimpinan Mgr. Suharyo yang saya tulis saat itu, ada kesaksian yang sangat bagus dari Romo Ag. Luhur Prihadi yang saya cantumkan di sana tentang Mgr. Suharyo.
Romo Luhur memberikan kesaksian demikian, “Sempat terjadi tiga kali tawar-menawar agar saya bisa menyiapkan diri terlebih dahulu sebelum melaksanakan tugas baru menjadi ketua Komisi PSE KAS. Namun akhirnya, begitu pulang dari Keuskupan Agung Medan saya harus langsung mengemban tugas baru yang sama sekali berbeda dengan tugas saya sebelumnya (=di Medan menjadi staf Seminari Tinggi-red.). Hal yang menarik, inilah kekhasan sosok pribadi Mgr. Suharyo, ialah apa yang dikatakan Monsinyur kepada saya ‘Kula pitados, Romo saged ngayahi’ (Saya percaya, Rama bisa menjalankannya).”
Lebih lanjut diungkapkan, “Jadi dalam situasi bimbang atau tidak percaya diri, Mgr. Suharyo menyampaikan sikap batin yang sangat mendalam dan mempunyai daya sentuh, sehingga membangkitkan kepercayaan diri. Pada saat itulah saya merasa sungguh dipercaya oleh Bapa Uskup. Dan dalam perjalanan waktu, ketika saya sadar bahwa ada yang keliru dalam diri saya, Bapa Uskup juga percaya bahwa saya akan mampu memperbaiki.”
Romo Luhur merasa dikuatkan dan diteguhkan dalam tugas perutusan yang baru dengan kata-kata singkat dan penuh daya dari Bapa Uskup. Peneguhan yang dialami Romo Luhur itu menginspirasi saya (dan mungkin Anda) untuk merenungkan sabda Tuhan pada Hari Raya Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda hari ini. Ketika Bunda Maria bingung dan takut saat menerima tugas menjadi Ibu Yesus, ada peneguhan yang diberikan Malaikat Gabriel kepadanya.Kata malaikat itu kepadanya: “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah.”
Pada hari ini tanggal 8 Desember, Gereja merayakan Hari Raya Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda Dosa (Maria Immaculata). Di Italia hari ini menjadi hari libur nasional. Kantor dan sekolah pun libur. Ada perayaan meriah untuk merayakan misteri agung Maria Immaculata hari ini.
Ajaran Gereja tentang Maria Immaculata ini disampaikan oleh Paus Pius IX pada tanggal 8 Desember 1854. Bapa Suci melihat kelesuan rohani dalam dunia modern. Lalu beliau ingin membangkitkan kembali kehidupan rohani umat dengan menampilkan kembali teladan Bunda Maria dan perannya dalam sejarah keselamatan manusia.
Ajaran Gereja (dogma) ini mau mengungkapkan bahwa Perawan Maria dikandung dalam rahim ibunya, yaitu Santa Anna, tanpa dosa asal, dosa Adam dan Hawa. Maria adalah satu-satunya manusia yang dianugerahi karunia ini. Ia memperoleh keistimewaan ini karena ia menjadi ”bejana yang kudus” dimana Yesus, Putera Allah, akan lahir ke dunia melalui rahimnya. Rahim Bunda Maria menjadi ”tabernakel” pertama karena di sanalah bersemayam Yesus yang Mahakudus.
Sosok Bunda Maria juga sering dikaitkan dengan devosi dan tempat-tempat peziarahan, seperti: Sendang Sono, Sendang Jatiningsih, Sendang Sriningsih, Sendang Ratu Kenya, Gua Maria Kerep Ambarawa, Gua Maria Talangsih, Gua Maria Lawangsih, Gua Maria Pohsarang Kediri, Gua Maria Lourdes Perancis, dsb.
Dalam sejarah Gereja, Bunda Maria diyakini pernah menampakkan diri dan memberikan pewahyuan dan nasihat. Dalam beberapa penampakannya, Bunda Maria memperkenalkan diri sebagai Dikandung Tanpa Noda Dosa. Pada tahun 1531 di Guadalupe, Spanyol, Bunda Maria mengatakan kepada Juan Diego, “Akulah Perawan Maria yang tak bercela, Bunda dari Allah yang benar”. Pada tahun 1830, Maria mengatakan kepada Santa Katarina Laboure agar dibuat Medali Wasiat dengan tulisan, “Maria yang dikandung tanpa noda dosa, doakanlah kami yang berlindung padamu.” Terakhir, pada tahun 1858 kepada Santa Bernadeta di Lourdes, Bunda Maria mengatakan, “Akulah yang Perawan Suci Dikandung Tanpa Noda Dosa.”
Bacaan Injil hari ini dengan jelas mengisahkan bagaimana Bunda Maria dengan segala kerendahan hatinya mau menerima secara penuh tugas untuk menjadi Ibu Juru Selamat. Dalam kerendahan hatinya, Maria menaruh harapan sepenuhnya kepada Allah. Kekuatannya ada pada Allah. Ia mempersilakan Allah berbuat apa saja atas dirinya. Oleh sebab itu, Maria dengan jujur menyatakan identitasnya, ”Aku ini hamba Tuhan. Terjadilah padaku menurut perkataan-Mu.”
Pertanyaan refleksinya: Bagaimana situasi batin Anda akhir-akhir ini? Apakah Anda pernah mengalami diteguhkan oleh seseorang dalam hidup ini? Maukah Anda memberikan peneguhan kepada saudara atau teman yang sedang mengalami pergulatan hidup ini? Selamat merenungkan. Dan proficiat bagi Anda dan sekolah yang berlindung pada Bunda Maria Immaculata.
Siang-siang mendapat undangan
Yoga-Ayu mau menikah di gereja
Marilah berserah diri pada Tuhan
Dialah Andalan dalam suka duka.
Berkah Dalem dan Salam Teplok dari Roma.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)