Percik Firman: Hukum yang Utama

0
244 views

Jumat, 20 Maret 2020
Bacaan Injil: Mrk 12 : 28b-34

Seorang ahli Taurat datang kepada Yesus dan bertanya, “Hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?” (Mrk 12:28)

Sdri/a ku ytk.,  

PADA zaman Yesus ada tiga kelompok dalam masyarakat Yahudi yang mewarnai kehidupan bersama, yaitu: Orang Saduki, Orang Farisi, dan Ahli Kitab. Tiga kelompok itu sering menjebak Yesus dengan pertanyaan. 

Dalam bacaan Injil hari ini dikisahkan giliran Ahli Kitab yang bertanya kepada Yesus untuk mencobai Dia. Mereka bertanya tentang sesuatu yang dipandang sungguh sulit, yaitu “Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?” 

Padahal masyarakat Yahudi mempunyai Hukum Taurat yang terdiri dari 613 butir. Mereka membagi hukum Taurat itu menjadi dua bagian, yakni: 248 perintah dan 365 larangan.

Yesus dengan bijaksana menegaskan bahwa inti dari Hukum Taurat adalah mencintai Allah dan mencintai sesama manusia. Yang dikenal dengan Hukum Kasih. Dengan jawaban ini, Yesus telah merangkum semua Hukum Taurat, yang disebutkan dalam Kitab Ulangan (Ul 6:5) dan Kitab Imamat (Im 19:18).

Pertanyaannya sekarang adalah apakah setiap orang dapat mengasihi Tuhan dan sesama dengan tingkatan yang sama? Setiap orang mengasihi Allah dan sesama dengan tingkatan yang berbeda-beda. Namun, menjadi tujuan kita semua agar kita dapat mengasihi Tuhan dan sesama dalam tingkatan yang sempurna.

Santo Thomas Aquinas dan Santo Yohanes Salib pernah menguraikan ada tiga tingkatan untuk mengasihi Allah, yaitu:

1) Tingkatan pemula (beginners): seseorang berusaha agar dia tidak jatuh ke dalam dosa berat dan berusaha melawan kecenderungan berbuat dosa. Dalam tahap ini, seseorang masih berfokus pada bagaimana caranya untuk menghindari dosa-dosa yang sering dilakukan.

2) Tahap kedua (Illuminative Way): seseorang berfokus pada bagaimana bertumbuh dalam kebaikan. Dia membuat kemajuan spiritualitas dalam terang iman dan kontemplasi. Dia mulai berfikir apa yang dapat dilakukannya untuk semakin memuliakan Tuhan. Dia bertumbuh dalam kasih dengan cara berbuat kasih dan berusaha menjadi berkat bagi orang lain.

3) Tahap sempurna (Heroic Love): seseorang secara sadar tidak mau melakukan dosa yang berat dan dosa yang kecil. Walaupun kadang dia masih melakukan dosa kecil, namun dosa itu terjadi dengan tidak disengaja. Dia mempunyai hati yang besar, sehingga membuatnya dapat menyingkirkan hal-hal dunia, agar dia dapat semakin bersatu dengan Tuhan. Dia mempunyai derajat kerendahan hati yang sempurna.

Dalam menghayati Hukum Kasih itu, kita sebagai murid-murid Yesus diharapkan untuk mengasihi orang lain seperti mengasihi diri sendiri, termasuk mengasihi musuh kita, orang yang menyakiti kita, orang yang menfitnah kita, maupun orang yang telah mengkhianati kita. 

Sulit memang. Tapi pada masa Prapaskah ini mari kita terus mengusahakannya dari hari ke hari dengan bantuan rahmat Tuhan dan karunia Roh Kudus. Semoga dengan menghayati Hukum Kasih itu, Yesus pun berkata kepada kita, “Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah”. 

Pertanyaan Refleksinya, apakah Anda pernah  disakiti, difitnah, dan dikhianati? Sebagai Murid Kristus, apa niat konkret Anda untuk menghayati Hukum Kasih it pada masa Prapaskah ini?

Berkah Dalem dan Salam Teplok dari bumi Mertoyudan.# Y. Gunawan

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here