Senin, 18 September 2017
Bacaan: Lukas 7:1-10
“Aku juga menganggap diriku tidak layak untuk datang kepada-Mu, tetapi katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh” (Luk 7:7)
Saudari/a ku ytk.,
PADA zaman modern ini banyak orang sudah akrab dengan kosmetik. Bahkan anak kecil pun sudah memakai kosmetik. Misalnya, saat mau tampil tablo natal, menari, atau karnaval. Apa sih kosmetik itu sebenarnya?
Kata ‘kosmetik’ berasal dari bahasa Yunani ‘kosmetikē tekhnē,’ yang berarti teknik berpakaian dan berhias. Hal ini muncul dari kata κοσμητικός (kosmētikos), berarti terampil dalam menyusun atau mengatur dan juga dari kata κόσμος (kosmos), yang berarti susunan dan hiasan yang teratur.
Menurut sejumlah sumber, perkembangan awal kosmetik bisa diketahui sejak bangsa Mesir kuno menggunakan minyak jarak sebagai pengganti balsem, atau penggunaan krim kulit yang terbuat dari lilin lebah, minyak zaitun dan air mawar pada zaman Romawi.
Pada zaman modern kebanyakan perusahaan kosmetik kini memisahkan kosmetik menjadi dua jenis, yakni kosmetik rias dan kosmetik perawatan. Kosmetik rias umumnya digunakan sebagai riasan untuk area wajah. Sedangkan kosmetik perawatan meliputi produk yang digunakan untuk merawat tubuh.
Apakah kosmetik itu baik? Ya, baik jika digunakan secara pas dan benar. Menjadi tidak baik jika terlalu berlebihan. Mengapa? Karena itu bukan yg terpenting, lebih sisi permukaan atau luar saja.
Dalam Injil hari ini Tuhan Yesus memuji iman sang perwira. Bagi Yesus, iman sang perwira itu bukan polesan dan tidak direkayasa sedemikian rupa agar tampak bagus (iman kosmetik). Tetapi sunguh iman yang asli, murni, dan tulus yang muncul dari hati serta keyakinannya akan kuasa Tuhan Yesus (iman sejati).
Iman sang perwira begitu luar biasa. Dia percaya bahwa Tuhan Yesus punya kuasa yang tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Mukjizat bukan terjadi semata-mata akibat perjumpaan langsung, jamahan, tumpang tangan atau apapun yang dilakukan orang, namun semua itu adalah berasal dari Tuhan. Artinya, kapan pun, dimana pun, dengan cara apa pun, mukjizat itu bisa terjadi, karena kuasa Tuhan berada di atas segalanya dan tidak dibatasi ruang dan waktu.
Lewat sepatah kata saja, Tuhan Yesus sanggup menyembuhkan hamba perwira yang sedang tergeletak jauh di sana. Sang Perwira percaya hal itu, dan itulah yang terjadi, sesuai apa yang ia percayai. Inilah bentuk iman yang sejati.
Pertanyaan Refleksi: Apakah Anda sungguh beriman pada Yesus atau hanya sekedar formalitas saja? Bersediakah Anda datang pada Yesus yang selalu membuka kedua tangan-Nya untuk kita? Selamat merenungkan.
Siang-siang pergi membeli peniti
Peniti dibeli di pasar Karangjati
Mari berjuang dan menyemangati
Agar kita punya iman yang sejati.
Berkah Dalem dan Salam Teplok dari Roma.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)