Jumat, 20 Desember 2019
Bacaan : Luk 1: 26-38
“Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah” (Luk 1:30)
Saudari/a ytk.,
ADA seorang ibu bingung dan shock saat diberitahu bahwa putrinya hamil. Padahal putrinya masih kuliah. Pacarnya juga masih kuliah. Ibu itu takut nama baik keluarganya tercoreng, Keluarganya akan menjadi bahan obrolan umat lingkungan. Untung, ia beserta anaknya datang ke pastor, memohon solusi.
Dalam Injil hari ini Bunda Maria mengalami kebingungan dan ketakutan. Ia mendapat kabar akan hamil, padahal ia baru bertunangan dengan Yusuf.
Ketaatan Bunda Maria merupakan tindakan yang penuh risiko saat ia menyetujui rencana Allah. Mengapa? Karena ia akan berhadapan dengan masalah yang bertubi-tubi yaitu:
1). Bagaimana ia harus mengatakan kepada Yusuf bahwa ia hamil dari Roh Kudus, sedangkan hal itu tidak masuk akal, Yusuf tentu akan kecewa dan menceraikannya.
2). Ia harus berhadapan dengan Keluarga karena keluarganya tentu malu Maria hamil di luar nikah.
3). Ia akan dikenai sanksi hukuman mati berdasarkan hukum Perjanjian Lama (Ul 22:20-21).
Dalam situasi batin yang demikian, untung ada pribadi yang menguatkan. Ia dikuatkan malaikat untuk “jangan takut”. Ia diberi penghiburan karena ada Roh Kudus yang membimbing. Maria taat dan tidak membantah. Ia punya sikap disponibilitas (siap sedia).
Dalam Kitab Suci, menurut para ahli kata “jangan takut” ada 367 kali. Artinya, setiap hari sepanjang tahun (365/366 hari) kita diingatkan untuk tidak takut. Bahkan sisa khan. Tuhan sudah punya rencana. Tuhan juga akan menyertai kita. Rahmat Tuhan Cukup bagi kita. Gusti mesthi paring dalan.
Hari ini kita diajak untuk menimba inspirasi dari Bunda Maria untuk tidak takut menghadapi tantangan hidup ini. Sebagai seorang pemudi, Maria menerima tugas perutusan untuk mengandung, melahirkan, dan mengasuh Yesus dengan penuh ketaatan dan penyerahan pada Hyang Ilahi.
Pertanyaan refleksinya: Apakah Anda sedang takut dan bingung? Maukah Anda dipilih Allah menjadi “Gabriel-Gabriel” masa kini untuk menguatkan dan menghibur sesama yang sedang berbeban?
Berkah Dalem dan Salam Teplok dari Bumi Mertoyudan
(Y. Gunawan, Pr)
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)