Selasa, 26 September 2017
Peringatan Wajib Santo Kosmas dan Santo Damianus (Martir)
Bacaan: Lukas 8:19-21
“Yesus menjawab mereka: ‘Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya” (Lukas 8:21)
Saudari/a ku ytk.,
HARI ini Gereja merayakan Peringatan Wajib Santo Kosmas dan Santo Damianus (Martir). Mereka adalah kakak beradik berkebangsaan Arabia yang hidup pada abad ke-3. Mereka dididik dan dibesarkan oleh ibunya yang sudah menjanda sejak mereka masih kecil. Dengan kasih sayang dan kerja keras, ibunya mewariskan iman katolik dan menyekolahkan mereka di Syria, sampai berhasil menjadi dokter. Setelah menyelesaikan studinya di Syria, mereka bekerja sebagai dokter di Silisia, Asia Kecil.
Mereka mengabdikan seluruh kepandaian dan ilmu mereka guna menolong orang-orang sakit tanpa memungut bayaran. Dalam bahasa Yunani kedua kakak beradik ini dijuluki ‘Anarguroi’, yang berarti orang-orang yang tidak menghiraukan uang. Semua orang menyanjung dan menghormati mereka sebagai orang-orang Kristen yang benar-benar menghayati ajaran Kristus.
Dalam karyanya saat melayani pasien, mereka juga turut mewartakan Injil Kristus kepada para pasien dan keluarganya.
Sering sekali mereka menyembuhkan orang sakit bukan karena keahliannya, tetapi karena imannya akan Kristus dan perhatiannya yang besar pada kesembuhan orang-orang sakit. Karena perbuatan cinta kasih mereka itu, mereka ditangkap dan dipenjarakan oleh Prefek Lysias.
Kepada Lysias mereka menegaskan bahwa agama Kristen sangat penting untuk keselamatan yang kekal. Setiap siksaan yang dikenakan pada mereka tidak mempan untuk mematahkan iman mereka. Tuhan ada di pihak mereka. Akhirnya, Prefek itu memutuskan untuk membunuh dengan memenggal kepala mereka pada tahun 303 pada masa pemerintahan Kaisar Diokletianus yang kejam.
Sesudah kematian mereka, banyak terjadi mujizat penyembuhan. Di antara orang-orang besar yang disembuhkan ialah Raja Yustianus I. Oleh karena itu, raja mendirikan sebuah gereja besar di Konstantinopel untuk menghormati mereka. Paus Felig IV (526-530) mendirikan sebuah gereja lagi bagi mereka di Roma. Gereja mengangkat mereka menjadi pelindung para dokter dan alat-alat kedokteran.
Semangat kedua santo itu menghayati sabda Tuhan Yesus dalam Injil hari ini. Ditegaskan Tuhan Yesus, “Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya.” Firman Allah menjadi pegangan hidup Santo Kosmas dan Santo Damianus sampai akhir hidupnya.
Bagi Tuhan Yesus, barangsiapa yang melakukan kehendak Bapa-Nya adalah anggota keluarga-Nya dalam kerajaan Allah. Maka yang Yesus ajarkan adalah keutamaan agar seseorang melakukan kehendak Allah. Dengan demikian ungkapan tersebut sebagai pujian kepada Bunda Maria, sebab Yesus mengakui bahwa Bunda Maria pertama-tama adalah seseorang yang melakukan kehendak Allah Bapa.
Ketaatan Maria kepada kehendak Bapa inilah yang menyatukannya dengan Kristus melebihi dari hubungan darah. Yesus tidak menyangkal Maria sebagai ibu-Nya, melainkan menegaskan bahwa Bunda Maria sebagai teladan pelaku firman Allah yang pantas dihormati. Bukan saja karena ia telah melahirkan Yesus, tetapi karena ia pertama-tama menaati kehendak Allah. Hal ini seperti semangat ibu dari Santo Kosmas dan Santo Damianus, yang menghayati iman katolik dengan sungguh dan mewariskan kepada kedua anaknya.
Pertanyaan Refleksinya: Sebagai orang tua, apa yang telah Anda teladankan kepada anak-anak Anda? Sebagai anak, apa bisa Anda timba dari perjuangan orangtua Anda? Selamat merenungkan.
Kasih ibu kepada beta
Tak terkira sepanjang masa
Mari menjadi pelaku Sabda
Kini dan selama-lamanya.
Berkah Dalem dan salam teplok dari Roma.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)