Selasa, 5 Mei 2020
Bacaan Injil: Yoh. 10:22-30
“Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami hidup dalam kebimbangan? Jikalau Engkau Mesias, katakanlah terus terang kepada kami.” (Yoh 10: 24)
Saudari/a ku ytk.,
PADA suatu hari saya menengok saudara. Ada kesempatan untuk berekreasi di Kebun Raya. Saat menemani keponakan rekreasi di Kebun Raya, sepanjang perjalanan keliling ia sering bertanya. Banyak hal yang ditanyakan ke papa mamanya ataupun ke saya. “Pakdhe Romo, itu bunga apa?” Kami pun dengan sabar menjawabnya.
Bahkan ada pertanyaan yang diulang-ulang. Kadang dalam pikiran kami orang dewasa muncul reaksi spontan, “Begitu saja kok ditanyakan?” Atau “Khan tadi sudah dijawab. Kok ditanyakan lagi?” Karena ia masih kecil, kami pun sabar menjawab dan menjelaskannya.
Pernahkah Anda mangkel dengan seseorang yang terus-menerus bertanya? Bacaan Injil hari ini mengisahkan orang-orang Yahudi yang terus-menerus bertanya pada Yesus saat bertemu di Serambi Salomo, di Bait Allah Yerusalem.
Mereka bertanya, “Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami hidup dalam kebimbangan? Jikalau Engkau Mesias, katakanlah terus terang kepada kami.” Mereka kepo, punya rasa ingin tahu yang besar, tentang siapa Yesus sebenarnya.
Apakah betul mereka kepo? Atau apakah mereka ndableg atas penjelasan dan kesaksian yang telah diberikan selama ini? Ternyata Yesus merasa jengkel dengan pertanyaan mereka. Mengapa? Karena mereka ndableg. Berkali-kali Yesus sudah menjelaskan dan memberikan kesaksian tentang siapa dirinya. Mereka tetap menutup telinga, mata dan hati akan karya-karya Yesus selama ini.
Atas pertanyaan dan sikap ndableg mereka, Yesus menjawab mereka dengan tegas: “Aku telah mengatakannya kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya; pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama Bapa-Ku, itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku”. Yesus sudah membuat mukjizat penggandaan 5 roti 2 ikan untuk 5 ribu orang, menyembuhkan banyak orang yang sakit, membangkitkan orang mati, dsb.
Untuk sebuah edukasi atau mendidik seseorang, Yesus sering berkata keras dan tegas. Kata-kata yang tegas itu bukan berarti Yesus marah dan benci pada orang itu. Tetapi untuk mendidik dan membentuk pribadi orang itu.
Di sini Yesus juga ingin mengajari kita untuk jeli dan bijaksana dalam bersikap: kapan harus tegas, kapan harus lembut-sabar. Yesus juga mengajak kita untuk membuka hati dan percaya bahwa Dia adalah Mesias, Juru Selamat yang diutus Allah Bapa.
Pertanyaan refleksinya, Apakah dalam hidup ini Anda pernah meragukan Tuhan? Bagaimana sikap Anda jika ada orang yang mempertanyakan iman Katolik?
Berkah Dalem dan Salam Teplok dari Bumi Mertoyudan. # Y. Gunawan, Pr
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)