Percik Firman: Ketulusan Hati

0
115 views

Senin, 27 November 2023

Bacaan Injil : Luk 21:1-4

Saudari/a ku ytk.,

SAYA mengenal beberapa ibu yang sudah hidup sendiri atau tinggal dengan anak-anaknya. Suaminya sudah meninggal dunia. Meskipun berstatus janda, mereka tampak tangguh, mandiri dan tidak mudah menyerah. Mereka bekerja dengan tekun untuk menyekolahkan anak-anaknya sampai lulus. Bahkan sampai berhasil menikahkan anak-anaknya. Saya salut dan kagum pada mereka. 

Dalam bacaan Injil pada hari ini, dikisahkan bagaimana Tuhan Yesus memuji sikap ketulusan dan kedermawan seorang ibu janda. Dia memasukkan dua peser ke dalam kotak persembahan. “Sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak daripada semua itu”, puji Yesus.

Orang-orang kaya “yang sedang memasukkan persembahan mereka ke dalam peti persembahan” dipertentangkan dengan janda miskin “yang memasukkan dua peser”. Terkait dengan teks ini, dalam salah satu kesempatan homilinya, Paus Fransiskus pernah mengatakan bahwa orang-orang kaya dalam kisah ini “tidak jahat”, tetapi “orang-orang baik yang pergi ke Bait Suci dan memberikan persembahan mereka”.

Para janda adalah orang yang paling miskin di Israel. Si janda “telah mempersembahkan seluruh nafkahnya”, karena ia percaya kepada Tuhan. Ia memberikan segalanya karena Tuhan lebih besar dari yang lain. Pesan utama dari perikop Injil ini adalah undangan bagi kita untuk bermurah hati dan tulus dalam berderma. Kita diingatkan untuk memberi dengan tulus ikhlas.

Ada seorang dosen Kitab Suci yang mencoba menghitung kata “janda” dalam Kitab Suci. Beliau menemukan ada 84 kata “janda” dalam Kitab Suci. Beberapa janda hebat yang kisahnya dicatat dalam Kitab Suci, antara lain: Naomi, Yudit, Janda di Sarfat, Janda di Nain, Hanna seorang Nabi perempuan yang mengendong bayi Yesus, Janda miskin yang memberikan persembahan, para janda yang datang ke rumah Dorkas, dsb.

Dalam masyarakan Israel waktu itu, janda sering menjadi korban ketidakadilan, penindasan, dan kekerasan. Kadangkala hak-hak mereka dirampas. Janda hidup tanpa perlindungan, tanpa jaminan sosial. Sering pula digambarkan para janda ini menjerit dan menangis karena keadaan mereka yang serba sulit.

Beberapa teks Kitab Suci mencatat ada pihak-pihak yang berusaha memperjuangkan nasib para janda, memberi perhatian dan pelayanan kepada mereka, melindungi para janda jangan sampai hidup mereka hancur dan ditindas oleh para penguasa, orang jahat, orang kaya dan tetangganya. Beberapa janda mempunyai iman yang luar biasa. Contohnya, janda di Sarfat.

Ketulusan hati dapat melapangkan hati dan membantu kita menjadi dermawan. Kita perlu memiliki hati yang dermawan, di mana semua orang bisa masuk. “Orang-orang kaya yang memberi uang itu baik; perempuan tua itu adalah orang kudus”, tegas Paus Fransiskus.

Pertanyaan refleksinya, bagaimana sikap Anda terhadap harta kekayaan yang dimiliki? Apa yang telah dan akan Anda upayakan agar dapat bermurah hati pada Tuhan, Gereja dan sesama?

Berkah Dalem dan Salam Teplok dari Bujang Semar (Bumi Jangli Semarang).# Y. Gunawan, Pr

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here