Percik Firman: Kunjungan Pastoral – Rabu, 6 September 2017

0
411 views

Bacaan: Lukas 4: 38-44

“Kemudian Yesus meninggalkan rumah ibadat itu dan pergi ke rumah Simon. Adapun ibu mertua Simon demam keras dan mereka meminta kepada Yesus supaya menolong dia” (Luk 4:38)

Saudari/a ku ytk.,

BEBERAPA kali saat misa di lingkungan,  saya menyempatkan diri mampir di rumah beberapa umat di sekitar tempat misa. Biasanya saya lakukan setelah misa. Paling tidak sekitar 5-10 menit per keluarga. Saya menyapa keluarga itu, mendoakan dan memohonkan berkat Tuhan untuk rumah, anggota keluarga dan pekerjaannya. Tak lama memang,  tapi kualitas perjumpaan yang penting.

Ya, mampir. Sebuah kata yang singkat, sederhana tapi penuh makna. Mampir sebuah tindakan peduli dan empati. Dengan mampir ke rumah seseorang, kita memberikan waktu kita, diri kita, dan perhatian kita kepada sang pemilik rumah.

Dalam injil hari ini dikisahkan Tuhan Yesus mampir di rumah Simon Petrus setelah dari rumah ibadat di Kafernaum. Tuhan Yesus menunjukkan empati dan kepedulian-Nya kepada keluarga Petrus.  Ibu mertuanya sedang sakit demam.  Yesus datang mendoakan keluarga itu,  bahkan menyembuhkan ibu mertuanya.

Kunjungan pastoral Tuhan Yesus itu membawa berkat. Tidak hanya untuk keluarga Petrus,  tapi juga tetangga sekitarnya. KehadiranNya membawa makna dan warta sukacita. Tidak bisa dicegah jika ada banyak orang berkumpul dimanapun Yesus datang. Mereka ingin juga “ngalap berkah” (memohon berkat) untuk hidup mereka.

Pertanyaan Refleksinya: Bersediakah Anda  terus menghidupi budaya mampir ke rumah seseorang di tengah kesibukan Anda sebagai bentuk empati? Apakah kehadiran Anda lebih banyak membawa berkat atau membawa ketakutan? Selamat merenungkan.

Siang-siang mencari buah kecipir
Berkhasiat untuk bahan pengobatan
Mari terus budayakan tradisi mampir
Wujudkan empati pererat persaudaraan.

Berkah Dalem dan Salam Teplok dari Roma.

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here