Rabu, 28 Feb 2024
Bacaan Injil: Mat. 20:17-28
“Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani” (Mat 20:28).
Saudari/a ku ytk.,
SABDA Tuhan hari ini mengingatkan kita akan makna pelayanan yang sejati. Pelayanan butuh pengorbanan. Yesus datang ke dunia untuk melayani, bahkan mengorbankan nyawa-Nya demi keselamatan manusia.
Bacaan Injil hari ini diawali dengan nubuat ketiga akan penderitaan yang akan dialami oleh Tuhan Yesus. Dia memperkenalkan diri-Nya sebagai seorang Mesias yang menderita. Dia diserahkan kepada imam-imam kepala dan para ahli Taurat. Dia diolok-olok, disesah, disalibkan, dan bangkit pada hari ketiga.
Anthony D’Souza SJ mengemukakan bahwa gambaran pemimpin sebagai pelayan mengandung tiga kata kunci, yaitu: pelayanan, dukungan dan pemberdayaan. Yesus adalah seorang pemimpin yang melayani.
Dia menasihati para murid bahwa barangsiapa ingin menjadi besar hendaklah ia menjadi pelayan. Juga ditegaskanNya dalam bacaan Injil hari ini, “Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani” (Mat 20:28).
Yesus tidak hanya jago berkata-kata (omong doang), tetapi juga bertindak nyata lewat perbuatan dan kesaksian hidup-Nya. Hal ini tampak dalam peristiwa pembasuhan kaki para rasul (Bdk. Yoh 13:12-17). Yesus sebagai pemimpin sekaligus guru memberikan keteladanan dalam melayani.
Bahkan Dia sampai berani dan siap menyentuh sekaligus membersihkan bagian yang kotor. Para pengikut-Nya diharapkan juga wajib saling membasuh dan melayani dengan penuh kasih satu sama lain.
Makna pelayanan yang sejati ini semakin ditegaskan oleh Tuhan Yesus saat ibu Yakobus dan Yohanes meminta “keistimewaan” bagi kedua anaknya yang sudah mengikuti Yesus (Bdk. Mat 20:20).
Betapa sayangnya sang ibu, yakni Ibu Salome, kepada kedua anaknya. Apa yang diminta Ibu Salome? Ibu itu meminta kepada Yesus agar kedua anaknya diberi kedudukan terhormat dalam Kerajaan Allah.
Mengapa? Sebagai seorang ibu, ia sudah mempersembahkan kedua anaknya pada Tuhan. Secara manusiawi permintaan ini tentu wajar. Ibu mana yang tidak ingin anaknya bahagia dan sukses dalam hidupnya? Iya khan?
Atas permintaan itu, Yesus tidak marah. Justru Yesus dengan tenang mengajak mereka memikirkan dan menantang apakah mereka sanggup meminum piala penderitaanNya.
Ketika mereka mengatakan, “kami dapat”, Yesus mengatakan bahwa mereka akan meminum cawan penderitaan itu. Namun hal duduk di dalam Kerajaan Allah hanyalah diberikan kepada orang yang berkenan kepada Allah Bapa.
Allah ternyata berkenan atas komitmen dan niat baik keluarga Zebedeus. Yakobus mewartakan Injil sampai ke Spanyol. Relikwinya sangat terkenal dan dihormati di Santiago de Compostela, Spanyol.
Tempat itu sampai sekarang menjadi tempat ziarah yang favorit, baik bagi anak muda maupun orang tua. Bahkan ada tradisi ziarah dengan berjalan kaki menuju tempat itu. Ada yang rute pendek, sedang dan panjang.
Dalam perjalanan waktu, Yakobus adalah rasul pertama yang minum piala kemartiran. Saat kembali ke Yerusalem, ia ditangkap dan dijatuhi hukuman pancung pada tahun 44 atas perintah Raja Herodes Agripa I. Dia meninggal sebagai martir Kristus.
Pertanyaan refleksinya, kenangan apa yang dapat Anda ingat terkait dengan kasih pengorbanan ibu terhadap hidup Anda? Sejauh mana Anda menjadi pemimpin yang melayani selama ini? Berkah Dalem dan Salam Teplok dari Bujang Semar (Bumi Jangli Semarang). # Y. Gunawan, Pr
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)