Percik Firman: Membanding-bandingkan

0
256 views

Jumat I, 4 September 2020

Bacaan Injil: Luk 5:33-39

“Murid-murid Yohanes sering berpuasa dan sembahyang, demikian juga murid-murid orang Farisi, tetapi murid-murid-Mu makan dan minum” (Luk 5:33)

Saudari/a ku ytk.,

HARI ini adalah hari Jumat Pertama dalam bulan September. Biasanya di beberapa tempat umat merayakan misa Jumper (Jumat Pertama), baik pagi, siang atau sore. Tetapi karena masih ada “mbak corona” atau Covid-19, Misa Jumper masih dibatasi, bahkan masih ada juga yang Misa online. Jumper dikhususkan untuk menghidupi devosi kepada Hati Kudus Yesus.

Salah satu rasul ‘Hati Kudus Yesus’ adalah Santa Margareta Maria Alacoque (1647-1690). Dia menerima tugas dari Tuhan Yesus yang menampakkan diri-Nya beberapa kali kepadanya, untuk menyebarluaskan devosi Hati Kudus Yesus ini.

Santa Margareta melihat Hati Yesus itu terluka dan meneteskan darah segar. Darah itu jatuh ke lengan baju-Nya yang bercahaya. Sementara itu, tangan kanan Yesus menunjuk ke arah Hati-Nya. Tangan kiri-Nya seolah-olah memberkati Margareta. Dari telapak tangan-Nya terpancar cahaya yang kudus. 

“Dengarlah, Marga! Hati kudus-Ku bernyala-nyala karena cinta kasih-Ku kepada semua orang. Aku memilih kamu sebagai juru warta-Ku. Sebarkanlah kepada semua orang bahwa Akulah sumber karunia,” sabda Yesus.

Sejak penampakan itu, Tuhan Yesus selalu mendatangi Suster Margareta setiap Jumat pertama. Kadang-kadang Yesus menunjukkan luka-luka-Nya yang lain.

Kita semua diundang untuk membuka diri pada Hati-Nya dan juga menerima orang lain apa adanya, termasuk orang yang membenci kita. Buah dari tinggal dalam Yesus adalah hati kita damai. Lalu kedamaian itu jangan dimiliki sendiri. Harus kita pancarkan dan bagikan kepada orang lain. 

Dalam bacaan Injil hari ini Tuhan Yesus diundang ke suatu perjamuan makan oleh orang Lewi. Yesus makan bersama dengan pemungut cukai dan orang berdosa. Para ahli Kitab dan orang Farisi juga ikut datang. Mereka mengamat-amati Yesus dan para murid-Nya. Mengapa? Karena mereka mewaspadai ajaran-Nya yang tidak sesuai dengan  hukum dan peraturan standard mereka.

Mereka berkata kepada Yesus dengan membanding-bandingkan antara para murid Yohanes, para murid orang Farisi dengan para murid-Nya. “Murid-murid Yohanes sering berpuasa dan sembahyang, demikian juga murid orang-orang Farisi, tetapi murid-murid-Mu makan dan minum”.

Pernyataan mereka tentang “puasa” ini secara tidak langsung berisi penghakiman. Mereka mengatakan hal itu bukan sebagai pertanyaan, tetapi sebagai sebuah pernyataan atau tuduhan. Mereka tidak terbuka untuk melihat peristiwa itu dengan cara yang baru. 

Mereka sudah membanding-bandingkan dan menuduh lagi. Dibanding-bandingkan memang tidak enak dan bisa menyakitkan hati, apalagi sampai dituduh. Jujur, kita juga tidak suka jika dibanding-bandingkan dan dituduh yang tidak mendasar. Iya nggak? 

Menghadapi pernyataan dan tuduhan itu, Yesus memberikan teladan kepada kita. Dia bersikap tenang dan tidak emosional. Dia menjawab, “Akan datang waktunya, apabila mempelai itu diambil dari mereka, pada waktu itulah mereka akan berpuasa”. Sebagai orang Katolik, kita punya tradisi berpuasa pada masa Prapaskah. 

Pertanyaan refleksinya, bagaimana relasi Anda dengan teman-teman selama ini? Apakah ada kecenderungan Anda membanding-bandingkan dan menuduh? Semoga Hati Yesus yang Maha kudus menginspirasi kita untuk bersikap empatik dan tulus dalam berelasi.

Berkah Dalem dan Salam Teplok dari Bumi Mertoyudan.# Y. Gunawan, Pr

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here