Senin, 23 Maret 2020
Bacaan Injil: Yoh 4 : 43-54
“Ketika mendengar bahwa Yesus telah datang dari Yudea ke Galilea, pergilah pegawai istana itu kepada-Nya lalu meminta, supaya Ia datang dan menyembuhkan anaknya, sebab anaknya itu hampir mati” (Yoh 4:47)
Saudari/a ku ytk.,
DI DEKAT lampu merah jalur lingkar Ambarawa, biasanya ada sekelompok “seniman jalanan” yang mengamen. Mereka bermodalkan alat music gamelan, kostum seperti pemain jathilan dan wajah dirias sedemikian rupa. Dari pagi sampai sore mereka mengamen. Ada musik, joget dan lagunya.
Untuk mendapatkan rejeki, mereka kreatif, proaktif dan punya inisiatif. Dan biasanya kita yang lewat jalan itu lebih menghargainya dan rela memberikan sumbangan untuk group seperti ini daripada yg cuma minta-minta.
Keselamatan Allah juga membutuhkan kerja sama dan proaktif dari manusia. Tuhan menyediakan rahmat dan manusia diajak untuk berusaha meraihnya. Tidak cuma “kridho lumahing asta”. Hanya mengulurkan tangan meminta-minta saja. Allah sudah mengulurkan rahmat, dan manusia perlu menggapainya dengan angkat pantat atau bergerak mendekati Allah. Istilah dosen teologi saya waktu itu: “Teologi Angkat Pantat”. Di sana ada dua gerakan yang saling mendekat dari kedua belah pihak. Sehingga terjadilah ‘klik’ keselamatan.
Dalam bacaan Injil hari ini Tuhan Yesus telah datang ke Galilea-Kana. Dan ada seorang pegawai istana di Kapernaum yang pergi menemui Yesus di Galilea. Ia memohon supaya Yesus menyembuhkan anaknya, sebab anaknya itu hampir mati. Orang itu mau datang tergopoh-gopoh dari Kapernaum ke Kana untuk menemui Yesus.
Hal ini menunjukkan bahwa ia percaya bahwa Yesus bisa menyembuhkan anaknya. Di sini juga ada dua gerakan, yaitu: Yesus datang dan si pegawai istana mendekat menemui Yesus. Akhirnya, mukjijat kesembuhan pun terjadi.
Pertanyaan refleksinya, bagaimana dengan hidup beriman Anda akhir-akhir ini? Bersediakah Anda angkat pantat mendekati-menemui Yesus Sang Juru Selamat?
Mari kita terus berjuang memperbarui relasi keakraban kita dengan Tuhan di masa Prapaskah ini. Semoga masa Prapaskah menjadikan “Sing adoh dadi caket, sing wis caket samsaya rumaket kaliyan Gusti” (yang jauh makin dekat, yang sudah dekat makin akrab dengan Tuhan).
Berkah Dalem dan Salam Teplok dari bumi Mertoyudan. # Y. Gunawan, Pr
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)