Percik Firman: Menghidupi Persaudaraan 

0
273 views

Selasa, 4 Oktober 2022

Peringatan Wajib Santo Fransiskus Assisi

Bacaan Injil: Lukas 10: 38-42 

Saudari/a ku ytk.,

PADA hari ini Gereja merayakan Peringatan Wajib Santo Fransiskus Asisi (1182-1226). Siapa yang tidak kenal dengan orang kudus yang inspiratif ini? Gua Natal, stigmata, kemiskinan, dan persaudaraan itulah kata-kata kunci terkait pribadi St Fransiskus Assisi. 

Melalui bacaan Injil pada Peringatan Wajib St Fransiskus Assisi hari ini, kita diingatkan pentingnya membangun persaudaraan yang dilandasi kedekatan dengan Tuhan dan keramahan pada sesama. 

Dikisahkan, Tuhan Yesus mampir ke rumah Marta-Maria di kampung Betania. Waktu itu Tuhan Yesus dan para murid-Nya sedang dalam perjalanan menuju ke Yerusalem. 

Saat Yesus mampir, Dia disambut dengan ramah, hangat dan penuh persaudaraan oleh keluarga Marta-Maria. Mereka berdua menyambut Yesus dengan caranya masing-masing secara khas. Marta menyibukkan diri untuk mempersiapkan segala hidangan (makanan-minuman). Sedangkan Maria dengan setia menemani dan mendengarkan ajaran Tuhan Yesus. 

Meski bentuk dan cara penyambutannya berbeda, tetapi keduanya mau menunjukkan sikap ramah penuh persaudaraan atas kedatangan Tuhan Yesus di rumah mereka. 

Di sana terjalin suasana persaudaraan, keakraban, dan kehangatan. Yang mampir merasa gembira dan yang dikunjungi juga gembira. 

Semangat persaudaraan juga dihidupi dan diajarkan oleh St Fransiskus. Dia lahir di Assisi, daerah pegunungan Umbria, Italia Tengah. Anak dari pedagang kain yang kaya. Ia pun wafat di Assisi pada umur 44 tahun. Dia dimakamkan di Assisi, di sebuah Basilika yang tenang. 

Assisi merupakan daerah yang sangat sejuk dan membuat hati damai. Udaranya segar dengan suasana pegunungan. 

Saat ia lahir, orangtuanya memberinya nama Giovanni Francesco Bernardone (Yohanes Fransiskus Bernardus). Ayahnya, Pietro Bernardone, adalah seorang pedagang kain yang kaya raya; sedangkan ibunya Yohana Dona Pica, seorang puteri bangsawan Picardia, Prancis. 

Santo Fransiskus adalah orang kudus besar yang dikagumi Gereja dan seluruh umat sampai  kini. Kebesarannya terletak pada dua hal, yaitu: kegembiraannya dalam hidup yang sederhana dan cintanya yang merangkul seluruh ciptaan sebagai saudara-saudari. 

Ia dijuluki “Sahabat alam semesta” karena cintanya yang besar terhadap alam ciptaan Tuhan. Ia dapat berbincang-bincang dengan semua ciptaan seperti layaknya dengan manusia. 

Semua disapanya sebagai ‘saudara/i’: saudara matahari, saudari bulan, saudara burung-burung, dll. Ia benar-benar menjadi sahabat alam dan binatang. Ia hadir membawa damai. 

Dalam kondisi sakit, ia menyusun karyanya yang besar “Gita Sang Surya.” Salah satunya berisi kidung yang melukiskan tentang keindahan saling mengampuni. 

Pada tahun 1223, Fransiskus merayakan Natal di daerah Greccio dengan menghidupkan kembali tradisi Gua Natal Betlehem. Penghormatan kepada Kanak-kanak Yesus yang sudah menjadi suatu kebiasaan Gereja dipopulerkan oleh Fransiskus bersama para pengikutnya. 

Pada umur 43 tahun ketika sedang berdoa di bukit La Verna, ia mendapat anugerah stigmata, luka-luka Yesus. Dia merasa sakit dan muncul luka-luka seperti luka-luka Yesus di kaki, tangan serta lambungnya. Ia merasakan penderitaan sebagai Yesus Kristus yang dia cintai dan dia ikuti. Dialah orang pertama yang diakui Gereja yang mendapat anugerah stigmata. 

Pertanyaan Refleksinya, apa saja tantangan membangun persaudaraan pada masa sekarang? Mari kita terus menjadi saudara-saudari bagi siapa pun di atas muka bumi ini. 

Proficiat dan selamat berpesta bagi Anda, paroki, sekolah dan tarekat yang bernaung dalam perlindungan Santo Fransiskus Assisi.

Berkah Dalem dan salam teplok dari Bujang Semar (Bumi Jangli Semarang). # Y. Gunawan, Pr

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here